PADANG – Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi pada Sabtu (4/1) pukul 09.43 WIB. Kolom abu setinggi satu kilometer teramati membumbung di atas puncak gunung.
“Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 09.43 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar satu kilometer di atas puncak gunung,” ujar Teguh, Petugas Pengamatan Gunung Marapi.
Dalam laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal terlihat condong ke arah utara dan timur laut.
Erupsi tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi sementara sekitar satu menit 40 detik.
Aktivitas vulkanik Gunung Marapi saat ini berada pada status level II (waspada). PVMBG merekomendasikan masyarakat, pendaki, dan pengunjung untuk tidak memasuki radius 3 kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau bantaran sungai berhulu di Gunung Marapi diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama pada musim hujan.
Wali Nagari Desa Bukik Batabuah, Firdaus, mengatakan erupsi ini memicu kekhawatiran warga, terutama yang tinggal di kawasan sekitar gunung.
“Dentuman erupsinya cukup keras sehingga beberapa warga mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih aman,” katanya.
Firdaus mengingatkan bahwa erupsi sebelumnya pada 3 Desember 2023 telah memberikan dampak signifikan, seperti lahan pertanian yang tidak produktif dan meningkatnya ancaman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Data yang sudah kami laporkan menunjukkan sekitar 500 kepala keluarga terdampak erupsi, belum termasuk gangguan pada produksi lahan pertanian,” ungkap Firdaus.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas terkait guna mengurangi risiko akibat aktivitas vulkanik Gunung Marapi.