JATIM – Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Selasa (3/6/2025) pukul 06.54 WIB, menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter dari puncaknya, memicu kewaspadaan warga dan otoritas di sekitar kawasan.
Menurut laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, mengarah ke barat daya.
“Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Selasa, 3 Juni 2025, pukul 06.54 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 4.676 m di atas permukaan laut),” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Liswanto, dalam keterangannya.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik, menandakan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Status Waspada dan Imbauan Keselamatan
Gunung Semeru saat ini masih berada pada status Level II (Waspada), yang mengharuskan masyarakat dan wisatawan untuk tetap waspada. PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting untuk meminimalkan risiko bencana. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 8 km dari puncak gunung di sepanjang aliran Besuk Kobokan, karena daerah ini rawan terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari pusat erupsi.
Selain itu, warga diminta menjaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan untuk menghindari ancaman lahar. Liswanto juga menegaskan, “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.” Potensi awan panas, guguran lava, dan lahar juga perlu diwaspadai, terutama di aliran sungai seperti Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai lainnya yang berhulu di puncak Semeru.
Keindahan dan Ancaman Mahameru
Gunung Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru, merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, gunung ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan potensi bahaya yang signifikan. Erupsi berkala seperti yang terjadi pagi ini menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga.
Aktivitas vulkanik Semeru bukanlah hal baru. Sepanjang tahun 2025, gunung ini telah beberapa kali menunjukkan aktivitas erupsi dengan semburan abu bervariasi, mulai dari 500 hingga 1.200 meter di atas puncak. Meski demikian, keindahan alamnya tetap menjadi daya tarik bagi para pendaki, meskipun pendakian harus dilakukan dengan persiapan matang dan izin resmi dari pihak berwenang.
Tips Aman di Sekitar Gunung Semeru
Bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar Gunung Semeru, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga keselamatan:
Patuhi Zona Larangan:
Hindari aktivitas di radius 3 km dari puncak dan 8 km di sepanjang Besuk Kobokan.
Waspadai Aliran Lahar:
Jauhi tepi sungai dalam jarak 500 meter untuk menghindari risiko aliran lahar atau awan panas.
Siapkan Masker:
Selalu sediakan masker untuk melindungi pernapasan dari abu vulkanik.
Pantau Informasi Resmi:
Ikuti perkembangan terkini dari PVMBG atau pos pengamatan setempat untuk informasi akurat.
Tetap Waspada, Hormati Kekuatan Alam
Erupsi Gunung Semeru kali ini kembali mengingatkan kita akan kebesaran alam yang harus dihormati. Meski keindahan Mahameru memikat, keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Dengan mematuhi imbauan dari PVMBG dan menjaga kewaspadaan, masyarakat dapat meminimalkan risiko sambil tetap mengagumi pesona gunung tertinggi di Jawa ini.




