SOFIFI, MALUKU UTARA – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (HUT ke-80 RI) di Provinsi Maluku Utara berlangsung penuh khidmat dan meninggalkan catatan bersejarah.
Untuk pertama kalinya, Gubernur Sherly Tjoanda, yang juga tercatat sebagai gubernur perempuan pertama di provinsi ini, memimpin upacara sebagai inspektur.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pun sukses mengibarkan sekaligus menurunkan Sang Merah Putih dengan sempurna.
Dalam momentum bersejarah tersebut, Gubernur Sherly Tjoanda menegaskan bahwa makna kemerdekaan Indonesia ke-80 tidak boleh berhenti pada simbol seremonial semata, tetapi harus benar-benar dirasakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, rasa merdeka sejati adalah ketika setiap warga memiliki akses yang setara terhadap kebutuhan dasar, layanan kesehatan, pendidikan, hingga kesempatan ekonomi.
“Usia Indonesia sudah panjang, dan kita patut bersyukur. Ke depan, khususnya untuk Maluku Utara, pembangunan harus lebih baik. Kemerdekaan harus dirasakan secara inklusif dan merata, agar semua masyarakat benar-benar merasa merdeka,” ujar Gubernur Sherly.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kemerdekaan hakiki mencakup terbebas dari rasa takut, jaminan kesehatan yang mudah diakses, serta peningkatan kualitas hidup yang layak.
Sherly berharap pembangunan dapat menjangkau hingga pelosok kepulauan Maluku Utara agar tidak ada warga yang tertinggal.
“Harapan saya, ada pemerataan ekonomi, rumah yang kurang layak bisa ditingkatkan, dan masyarakat kepulauan yang belum mendapatkan akses pendidikan maupun kesehatan yang memadai dapat segera menikmatinya,” ucapnya.
Selain pembangunan, Gubernur Sherly juga menyoroti pentingnya menjaga persatuan bangsa. Ia mengingatkan agar masyarakat Maluku Utara tetap menjunjung tinggi nilai keberagaman dengan semangat kebersamaan.
“Harapan saya untuk Indonesia, semakin maju, jaya, dan sejahtera. Semua tetap baku sayang, jangan baku lawan,” tutur Sherly, yang juga istri mendiang tokoh Maluku Utara, Benny Laos.***




