JAKARTA – Denmark Open 2025 kembali menyajikan persaingan sengit di Arena Fyn, Odense, Jumat (17/10/2025), dengan hasil kontras bagi dua wakil Indonesia di sektor ganda putra.
Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri memastikan langkah ke semifinal turnamen BWF Super 750 ini, setelah tampil dominan dan mengandaskan wakil Inggris, Ben Lane/Sean Vendy, dua gim langsung dengan skor 21-8 dan 21-15.
Sebaliknya, Muhammad Rian Ardianto/Rahmat Hidayat harus mengubur ambisi mereka setelah kalah dari ganda putra unggulan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, lewat pertarungan ketat tiga gim dengan skor 15-21, 21-18, 16-21.
Pada gim pertama, Rian/Rahmat sempat memberikan perlawanan sengit hingga skor imbang 13-13 sebelum kehilangan momentum akibat serangan agresif lawan yang akhirnya menutup gim dengan 21-15.
Kebangkitan terjadi di gim kedua saat pasangan muda Indonesia itu tampil lebih berani dan memimpin sejak awal hingga menutup set dengan kemenangan 21-18 setelah sempat tertinggal 16-17.
Namun, Rankireddy/Shetty kembali menunjukkan kapasitas mereka sebagai juara Asian Games 2022 di gim penentuan.
Setelah skor imbang 4-4, mereka mendominasi jalannya laga hingga unggul 11-8 saat interval dan terus memperlebar jarak menjadi 18-12 sebelum menutup pertandingan dengan skor akhir 21-16.
Sementara itu, Fajar/Fikri akan menghadapi tantangan berat di semifinal melawan ganda tangguh asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang, yang sebelumnya menyingkirkan wakil Malaysia, Azriyn/Tan Wee Kiong, dengan skor 21-19, 21-18.
Hasil ini menegaskan bahwa peluang Indonesia di sektor ganda putra masih terbuka melalui langkah meyakinkan Fajar/Fikri, meski satu pasangan harus gugur lebih awal di perempatfinal Denmark Open 2025.
Peluang ke Final
Fajar Alfian mengungkapkan kemenangan di laga perempat final semakin memberikan motivasi untuk tampil lebih maksimal.
“Senang bisa masuk lagi ke semifinal, konsisten lolos ke babak-babak akhir. Ini jadi motivasi kami untuk lebih baik lagi, semoga besok kami bisa menunjukkan kembali permainan yang baik,” ujar Fajar dikutip dari laman PBSI.
Menurut Fajar, kuncinya adalah permainan depan. Baik dirinya ataupun Fikri ketika di depan harus duluan mengambil inisiatif menurunkan bola agar enak dapat serangan.
“Dan kami terus menjaga jarak poin walau di gim kedua sempat tertinggal tapi setelah interval kami kembali fokus untuk mendapatkan poin. Jarak poin membuat kami lebih nyaman dan lawan terus tertekan. Sangat berbahaya bila pasangan Inggris bisa main lepas,” tambah Fajar.
Hal senada disampaikan Fikri. “Belajar dari pertandingan semalam, saya bermain jelek sekali jadi saya bertekad untuk bermain jauh lebih bagus dan alhamdulillah bisa dilakukan dan akhirnya menang,” tuturnya.
Pada laga semifinal hari ini, Fajar/Fikri menghadapi Liang Weng Keng/Wang Chang (China).
“Kami tidak boleh jumawa karena sedang unggul rekor pertemuan 2-0. Sebaliknya kami harus waspada, tetap fokus di lapangan dan jangan berpikir terlalu jauh,” pungkas Fikri.***