Saham pariwisata dan ritel Jepang anjlok pada hari Senin setelah China memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, memperdalam krisis diplomatik terkait Taiwan yang mengancam mengganggu salah satu hubungan ekonomi terpenting di Asia.
Saham perusahaan kosmetik Shiseido anjlok hingga 11 persen, sementara operator department store Takashimaya turun lebih dari 5 persen dan Fast Retailing—pemilik Uniqlo—turun lebih dari 4 persen dalam perdagangan pagi. Penurunan ini terjadi setelah Beijing mengeluarkan peringatan perjalanan pada hari Jumat yang memperingatkan warga negara China untuk menghindari Jepang karena memburuknya hubungan diplomatik.
Perselisihan ini meletus setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan kepada parlemen pada 7 November bahwa serangan China terhadap Taiwan dapat merupakan “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” yang akan membenarkan respons militer dari Tokyo.
Pernyataan tersebut mendorong Beijing untuk memanggil duta besar Jepang pada 14 November, dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong menyampaikan apa yang digambarkan para pejabat sebagai “démarche serius”.
Dampak Ekonomi
Tiongkok merupakan sumber pendapatan pariwisata yang sangat penting bagi Jepang, dengan wisatawan Tiongkok menyumbang sekitar 26 persen dari seluruh turis asing pada awal tahun 2025. Hampir 7,5 juta pengunjung dari daratan Tiongkok bepergian ke Jepang dalam sembilan bulan pertama tahun ini, memberikan kontribusi yang substansial bagi toko-toko serba ada dan peritel kosmetik.
Menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, turis Tiongkok telah kembali dalam jumlah rekor setelah pembatasan pandemi, dengan kuartal pertama tahun 2025 mencatat 2,36 juta kedatangan—peningkatan 78 persen dari tahun sebelumnya.
Jepang mengirimkan seorang pejabat senior kementerian luar negeri ke Tiongkok pada hari Senin dalam upaya untuk meredakan ketegangan. Masaaki Kanai, direktur jenderal Biro Urusan Asia dan Oseania, diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa pernyataan Takaichi tidak mewakili perubahan kebijakan sekaligus memprotes postingan media sosial yang mengancam dari seorang diplomat Tiongkok di Osaka.
Perselisihan diplomatik ini telah menuai kritik di dalam Jepang, dengan pemimpin oposisi Yoshihiko Noda mengatakan Takaichi “terlalu jauh dengan kata-katanya” dan menempatkan hubungan bilateral “dalam situasi yang serius”.