JAKARTA – Kerja sama pertahanan Indonesia-Jepang semakin menunjukkan kedekatan strategis yang kuat di tengah dinamika keamanan kawasan Indo-Pasifik.
Pernyataan ini disampaikan Kuasa Usaha Ad Interim Jepang untuk Indonesia, Mitsuru Myochin, dalam peringatan 71 tahun Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Sebagai dua negara maritim besar, Indonesia dan Jepang dinilai memiliki posisi strategis yang saling melengkapi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Indonesia merupakan mitra strategis komprehensif Jepang dengan kesamaan nilai dan prinsip fundamental,” ujar Myochin, menegaskan fondasi kuat dari kerja sama bilateral yang telah terjalin lama.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan pertahanan kedua negara semakin erat melalui berbagai inisiatif nyata.
Komunikasi intensif antarpejabat pertahanan menjadi bukti meningkatnya koordinasi dan kepercayaan strategis antara Jakarta dan Tokyo.
Pertemuan bilateral antara Menhan Jepang Shinjiro Koizumi dan Menhan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di Kuala Lumpur pada 1 November 2025 menjadi salah satu tonggak penting penguatan hubungan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan JSDF juga sempat bertemu Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di Jakarta untuk membahas kerja sama strategis lintas angkatan.
Tidak hanya itu, Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali juga melakukan kunjungan resmi ke Jepang untuk menjalin dialog langsung dengan pimpinan JSDF.
Menurut Myochin, komunikasi aktif ini menjadi cerminan kedewasaan hubungan militer kedua negara yang kini semakin solid.
Keterlibatan Jepang dalam latihan militer gabungan Super Garuda Shield pada Agustus–September 2025 turut mempertegas komitmen kedua pihak dalam memperkuat interoperabilitas pasukan.
“Sorotan terbesar dari latihan ini adalah partisipasi perangkat perang Pasukan Bela Diri Laut dan Udara Jepang,” ujar Myochin.
Jepang mengirim kapal angkut Osumi, pesawat C-130, serta lebih dari 600 personel, menjadikan latihan ini simbol sinergi pertahanan yang nyata.
Kerja sama juga mencakup bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia pertahanan.
Myochin menyebut Jepang membuka kesempatan bagi taruna TNI untuk menempuh pendidikan di Akademi Pertahanan Nasional Jepang, sementara sejumlah perwira Indonesia melanjutkan studi magister dan doktoral di negeri Sakura.
Sementara itu, Staf Ahli Menhan Bidang Politik Mayjen TNI Helda Risman menegaskan hubungan Indonesia–Jepang dibangun di atas rasa saling percaya dan visi bersama menuju perdamaian dunia.
“Kerja sama bilateral Indonesia–Jepang, termasuk di bidang pertahanan, telah tumbuh lebih kuat dan komprehensif selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Hubungan ini, lanjutnya, meliputi dialog strategis, pertukaran personel, pelatihan bersama, hingga kolaborasi industri pertahanan.
Kedekatan dua negara di sektor pertahanan kini tidak hanya menjadi simbol diplomasi, tetapi juga fondasi kokoh bagi stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik di masa depan.***





