JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia memastikan kontrak pengadaan dua unit kapal selam Scorpene dari Naval Group, Prancis, telah resmi efektif per 23 Juli 2025. Langkah ini menandai babak baru dalam upaya Indonesia memperkuat alutsista TNI Angkatan Laut (TNI AL) untuk menjaga kedaulatan maritim di perairan Nusantara.
“Kontrak sudah aktif per 23 Juli 2025.” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang
Dengan efektifnya kontrak ini, proses pembangunan kapal selam canggih tersebut telah resmi dimulai oleh Naval Group, bekerja sama dengan PT PAL Indonesia di galangan kapal Surabaya, Jawa Timur. Kolaborasi ini mencakup alih teknologi (transfer of technology) guna meningkatkan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri.
Kapal selam Scorpene Evolved, yang akan memperkuat armada TNI AL, memiliki spesifikasi unggul dengan panjang 71 meter dan kecepatan maksimum 20 knot. Dilengkapi teknologi baterai Lithium-Ion (LiB), kapal ini mampu menyelam hingga 300 meter, beroperasi selama 80 hari, dan membawa 31 kru. Persenjataannya meliputi torpedo Black Shark, rudal SM 39, serta opsi pemasangan torpedo F21, ditunjang sistem tempur SUBTICS® untuk operasi laut dangkal hingga dalam.
Proses pengadaan ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara Indonesia dan Prancis yang telah terjalin sejak penandatanganan kontrak pada 28 Maret 2024.
Selain pengadaan kapal, kontrak juga mencakup simulator pelatihan, pelatihan kru, serta dukungan logistik untuk tiga misi atau operasional selama satu tahun.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan kesiapan TNI AL dengan menyiapkan satuan tugas (satgas) khusus untuk mengoperasikan kapal selam ini.
“Kami juga sudah tunjuk kepala proyeknya yang akan bekerja sama dengan PT PAL,” ujar Ali.
Ia menambahkan, pembangunan kapal diperkirakan memakan waktu 7-8 tahun, menunjukkan komitmen jangka panjang untuk modernisasi armada laut Indonesia.
Kerja sama ini juga diharapkan memperkuat kemandirian industri pertahanan Indonesia. Presiden Direktur PT PAL, Kaharuddin Djenod, menyatakan optimismenya bahwa proyek ini akan meningkatkan penguasaan teknologi kapal selam di dalam negeri, didukung oleh Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dengan kontrak yang kini resmi berjalan, Indonesia semakin mantap melangkah sebagai kekuatan maritim di kawasan Indo-Pasifik, sekaligus memperkuat hubungan bilateral dengan Prancis dalam bidang pertahanan.