JAKARTA – Program Sekolah Rakyat, inisiatif pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan, memperkenalkan terobosan baru dengan mengintegrasikan tes DNA berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menggali bakat dan potensi siswa sejak usia dini. Simulasi program ini telah dimulai di Jakarta, menandai langkah awal menuju pendidikan inklusif yang berfokus pada pengembangan individu.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menjelaskan bahwa simulasi Sekolah Rakyat digelar selama 24 jam penuh untuk memastikan kesiapan pelaksanaan program. *“Mulai hari ini kami melakukan simulasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat selama 24 jam. Tadi pagi diawali cek kesehatan, lalu ada tes talent DNA yang menggunakan AI,”* ujarnya. Tes ini, yang disediakan secara gratis oleh Ary Ginanjar Agustian dari ESQ, menjadi alat bantu bagi guru untuk mengenali potensi unik setiap siswa.
Tes DNA, Kunci Pendidikan Berbasis Talenta
Sekolah Rakyat, yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, tidak hanya fokus pada pendidikan dasar, tetapi juga pada pengembangan karakter dan bakat. Dengan teknologi AI, tes DNA ini memungkinkan identifikasi potensi siswa secara lebih cepat dan tepat.
“Tes talent DNA ini sangat membantu guru mengenali potensi anak sejak awal,” katanya.
Gus Ipul menegaskan bahwa pendekatan ini memastikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Selain tes DNA, simulasi ini juga mencakup pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Jika ditemukan siswa dengan penyakit menular, mereka akan mendapatkan perawatan hingga sembuh sebelum kembali mengikuti program.
“Kalau ada yang ditemukan memiliki penyakit menular, akan dirawat sampai sembuh. Setelah sembuh, kapan pun mereka bisa kembali masuk Sekolah Rakyat,” tambah Gus Ipul.
Langkah Nyata Menuju Pendidikan Inklusif
Program Sekolah Rakyat dijadwalkan resmi dimulai pada 14 Juli 2025 di 63 titik yang telah siap dari segi sarana dan prasarana, diikuti 37 titik lainnya pada akhir Juli setelah fasilitas rampung. Sebanyak 9.700 siswa telah terdaftar untuk mengikuti program ini di 100 titik awal, dengan kepala sekolah yang telah menjalani pembekalan dan guru-guru yang akan segera dilatih.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui pendidikan berkualitas. Dengan pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi lintas kementerian, Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan akses pendidikan gratis, tetapi juga membuka peluang bagi anak-anak kurang mampu untuk meraih masa depan yang lebih cerah.
Kerja Sama untuk Masa Depan Cerah
Gus Ipul menekankan pentingnya sinergi dengan Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan siswa. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perhatian holistik, dari kesehatan fisik hingga pengembangan bakat. Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto, yang berkomitmen membangun 100 Sekolah Rakyat setiap tahun untuk keluarga kurang mampu.
Dengan kombinasi teknologi canggih dan pendekatan humanis, Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi anak-anak Indonesia untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Simulasi yang berlangsung di Sentra Handayani, Jakarta Timur, menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berkualitas kini semakin dekat bagi mereka yang membutuhkan.




