Gempa susulan kuat berkekuatan magnitudo 6,9 kembali mengguncang wilayah lepas pantai timur laut Jepang pada Jumat (12/12), memicu peringatan tsunami sementara dan membangkitkan kekhawatiran publik hanya beberapa hari setelah gempa besar melanda kawasan yang sama.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) sempat mengeluarkan peringatan tsunami, namun mencabut seluruh peringatan tersebut pada siang hari setelah pemantauan menunjukkan gelombang laut hanya setinggi 20 sentimeter di sejumlah wilayah pesisir Hokkaido dan Aomori.
Gempa terjadi pada pukul 11.44 waktu setempat, berpusat di lepas pantai Prefektur Aomori dengan kedalaman sekitar 17 kilometer. Awalnya, kekuatan gempa diperkirakan bermagnitudo 6,7 sebelum kemudian direvisi menjadi 6,9. Getaran tercatat mencapai intensitas seismik 4 pada skala Jepang di 38 kota dan kabupaten yang tersebar di lima prefektur, termasuk Hachinohe (Aomori) dan Morioka (Iwate).
Sebagai langkah antisipasi, otoritas di Sendai sempat mengeluarkan perintah evakuasi, meminta warga di kawasan pesisir segera bergerak menuju daratan. Perusahaan Listrik Tohoku memastikan tidak ditemukan gangguan pada fasilitas nuklir, baik di PLTN Higashidori (Aomori) maupun PLTN Onagawa (Miyagi).
Gelombang tsunami setinggi 20 sentimeter terpantau mencapai wilayah Erimo di Hokkaido dan Pelabuhan Hachinohe sekitar pukul 12.35, sebelum peringatan resmi dicabut pada pukul 14.05 waktu setempat.
Rentetan Gempa Pasca Gempa Besar
Gempa pada Jumat tersebut merupakan bagian dari serangkaian aktivitas seismik intens yang terus berlanjut sejak gempa besar magnitudo 7,5 mengguncang wilayah yang sama pada Senin malam (8/12). Sejak kejadian itu, tercatat 31 gempa dengan intensitas di atas skala 1.
Gempa 8 Desember, yang berpusat sekitar 80 kilometer lepas pantai dengan kedalaman 54 kilometer, menyebabkan 30 hingga 51 orang terluka dan memaksa sekitar 90.000 warga mengungsi. Peristiwa tersebut juga memicu tsunami setinggi 70 sentimeter di Pelabuhan Kuji, serta merusak sejumlah infrastruktur jalan dan bangunan.
Perdana Menteri Sanae Takaichi segera membentuk satuan tugas darurat, menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. “Kami akan mengambil setiap langkah yang memungkinkan untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.
Peringatan Megagempa Masih Berlaku
Pasca gempa besar awal pekan ini, JMA mengeluarkan peringatan khusus yang jarang dilakukan, memperingatkan potensi meningkatnya kemungkinan gempa berkekuatan magnitudo 8 atau lebih besar di wilayah dari Hokkaido hingga Chiba dalam waktu dekat.
Meski bukan sebuah prediksi pasti, para ahli menyebut probabilitas megagempa meningkat hingga sekitar 1 persen, lonjakan signifikan dibandingkan kondisi normal. Kenangan pahit gempa dan tsunami Maret 2011—yang menewaskan hampir 20.000 orang dan memicu krisis nuklir Fukushima—kembali membayangi wilayah tersebut.
Pemerintah Jepang pun mengimbau masyarakat untuk meninjau ulang rencana kesiapsiagaan bencana, tetap waspada, dan mengikuti setiap arahan resmi di tengah potensi gempa susulan yang masih tinggi.