Jusuf Hamka, atau yang dikenal sebagai Babah Alun, mengumumkan pengunduran dirinya dari kepengurusan Partai Golkar dan pencalonan di Pilkada DKI Jakarta. Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar ini mengungkapkan bahwa dunia politik terlalu keras dan kasar, sehingga tidak cocok dengan kepribadiannya. Pengunduran diri Jusuf Hamka diumumkan pada Minggu (11/8), yang juga menandakan ia mundur dari pencalonan Pilkada.
Jusuf menjelaskan bahwa salah satu alasan utama di balik keputusannya adalah permintaan dari anak dan istrinya, yang melarangnya terlibat aktif dalam dunia politik. Keinginan untuk mundur dari politik sebenarnya sudah ada sejak bulan Juli lalu, berdasarkan saran dari keluarganya.
“Saran istri dan anak-anak, mantu saya semua juga dari awal. Dari bulan Juli kemarin. Kembali bikin mesjid di 38 provinsi, terus jadi pekerja sosial aja untuk seluruh, wilayah,” katanya.
Jusuf juga menyatakan bahwa hari ini ia akan menyerahkan surat pengunduran diri secara resmi kepada Partai Golkar. Langkah ini mencakup pengunduran dirinya dari semua urusan pencalonan Pilkada, baik di DKI Jakarta maupun Jawa Barat.
Pengunduran diri Jusuf bertepatan dengan pengumuman mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar pada Sabtu malam (10/8). Jusuf mengakui bahwa kebetulan waktu pengunduran dirinya bersamaan dengan Airlangga, meskipun ia tidak mengetahui alasan di balik keputusan Airlangga, namun yakin ada alasan penting di balik itu.
“Momentumnya saya pas bersamaan (mundurnya Airlangga). Tapi pas momentumnya aja,” kata Jusuf Hamka. Saya liat dengan Pak Airlangga mundur, ini satu momentum karena pasti Pak Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita nggak tau,” ujarnya.