JAKARTA – Kalimantan Selatan (Kalsel) kini menjadi fokus utama pemerintah dalam percepatan menjadi lumbung pangan.
Melalui program intensifikasi pertanian, lahan sawah di provinsi ini ditargetkan mampu menghasilkan panen padi hingga tiga kali setahun, termasuk di Kabupaten Tanah Laut yang menjadi salah satu lokasi prioritas.
Langkah ini digagas sebagai strategi meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Wilayah Kalsel, Mulyono, menjelaskan bahwa pemerintah telah menyalurkan berbagai alat dan mesin pertanian modern untuk menunjang target tersebut.
Bantuan tersebut mencakup pembukaan lahan baru, penyediaan sarana produksi, hingga peralatan canggih seperti traktor, rotavator, drone penanam benih, pompa air, dan combine harvester.
“Sehingga kita harapkan setahun bisa ditanami tiga kali, yang biasa di sini mungkin hanya satu kali, kita dorong bisa tanam tiga kali. Kita tingkatkan menjadi tiga kali,” kata Mulyono di Tanah Laut, Rabu (13/8/2025).
Penerapan Teknologi Pertanian Modern
Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan siklus tanam di Kalsel dengan memanfaatkan teknologi pertanian mutakhir.
Hingga pertengahan 2025, program cetak sawah rakyat telah terealisasi di lahan seluas 10.666 hektare dari total target 30 ribu hektare.
Salah satu proyek unggulan dijalankan di Desa Ujung, Kecamatan Batibati, dengan tahap awal penanaman padi menggunakan drone di area 359 hektare.
Mulyono berharap pola ini akan diadopsi oleh kabupaten lain di Kalsel, sehingga produksi padi daerah semakin meningkat.
“Kita harapkan pola ini akan berlanjut ke kabupaten-kabupaten lain yang ada di wilayah Kalimantan Selatan. Sehingga dengan ada cetak sawah ini nantinya akan meningkatkan produksi kita,” ujarnya.
Peran Petani Milenial sebagai Garda Terdepan
Selain dukungan peralatan, Kementan juga menggerakkan Brigade Pangan—kelompok beranggotakan 15 petani milenial per tim—untuk mengoperasikan teknologi pertanian dan mengelola lahan dengan sistem tanam intensif berbasis modern.
“Anak-anak muda yang beranggotakan kurang lebih 15 anak-anak milenial kita bekali dengan alat-alat dan mesin pertanian untuk mengelola pertanian,” ungkap Mulyono.
Dengan kolaborasi bersama pemilik lahan, sawah diharapkan bisa ditanami tiga kali dalam setahun untuk mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan.
“Itulah fungsinya kita dorong anak-anak muda mau bergerak di bidang pertanian dengan teknologi yang canggih seperti itu,” tambahnya.***





