BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Kang Demul) kembali mencuri perhatian publik dan memicu perdebatan sengit di media sosial. Dedi menyebut bahwa pria tampan tak lagi berarti setelah menikah.
Menurutnya karena yang lebih penting adalah pria yang mapan secara finansial. Ucapannya ini langsung mengundang beragam reaksi dari netizen, mulai dari yang setuju hingga yang menentang keras.
Dalam video tersebut, Dedi dengan gaya khasnya berbicara blak-blakan:
“Karena kalau sudah menikah, tampan tak ada makna. Karena pergi ke mal tidak bisa bawa suami yang tampan, tapi pergi ke mal harus bawa suami yang mapan,” ujarnya, dikutip pada Minggu (18/5/2025).
Pernyataan Kontroversial yang Mengguncang Medsos
Pernyataan Dedi ini langsung menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Sebagian netizen mendukung pandangannya, menganggap bahwa stabilitas finansial memang lebih penting dalam kehidupan pernikahan. Namun, tak sedikit pula yang menilai pernyataan ini sebagai pembelaan bagi mereka yang “berdompet tebal tapi berwajah pas-pasan.”
Seorang netizen dengan akun @vin ikut menimpali dengan nada santai, “Kalau bisa tampan dan mapan, kenapa harus pilih salah satu?” Komentar ini seolah mewakili aspirasi sebagian besar warganet yang menginginkan kombinasi ideal: ketampanan dan kemapanan dalam satu paket.
Pro dan Kontra di Kalangan Netizen
Diskusi di kolom komentar media sosial semakin memanas. Ada yang setuju dengan Dedi, menganggap bahwa kehidupan rumah tangga lebih realistis dengan dukungan finansial yang kuat.
Namun, ada pula yang mengkritik, menyebut pernyataan Dedi terlalu menyederhanakan nilai sebuah hubungan. Beberapa netizen bahkan menyinggung soal stereotip bahwa pria mapan lebih diutamakan ketimbang kualitas lain seperti kepribadian atau ketulusan.
“Pernyataan ini kok kayak menyudutkan pria yang tampan tapi belum sukses? Hidup kan bukan cuma soal uang,” tulis seorang netizen di X, mencerminkan sentimen kekecewaan sebagian warganet.
Sementara itu, postingan dari akun @officialinews\_ pada 18 Mei 2025 tentang pernyataan Dedi ini telah dibagikan ribuan kali, menambah panasnya perbincangan.
Bukan kali pertama Dedi Mulyadi memicu kontroversi lewat pernyataannya. Dijuluki “Gubernur Konten” oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Dedi dikenal sering melontarkan wacana yang mengundang pro dan kontra.
Sebelumnya, ia pernah mengusulkan kebijakan kontroversial seperti pengiriman “anak nakal” ke barak militer hingga kewajiban vasektomi bagi pria penerima bansos.
Meski sering menuai kritik, Dedi tetap menjadi figur publik yang aktif berinteraksi dengan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Gaya komunikasinya yang lugas dan dekat dengan rakyat membuatnya punya basis pendukung yang kuat, sekaligus menjadi magnet kontroversi.
Makna di Balik Pernyataan Dedi
Di balik nada guyonnya, pernyataan Dedi sebenarnya menggambarkan realitas sosial yang kerap jadi perbincangan: tekanan ekonomi dalam kehidupan pernikahan. Banyak pasangan di Indonesia menghadapi tantangan finansial, sehingga aspek kemapanan sering jadi pertimbangan utama.
Namun, pandangan ini juga memicu pertanyaan: apakah nilai ketampanan, kepribadian, atau cinta harus dikorbankan demi stabilitas ekonomi?
Pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, menyebut Dedi sebagai sosok kontroversial namun inovatif.
“Kang Dedi punya cara komunikasi yang unik. Meski sering memicu polemik, ia berhasil menarik perhatian publik dan membuka diskusi,” ujar Nyarwi.
Netizen: Antara Hiburan dan Refleksi
Pernyataan Dedi Mulyadi kali ini tak hanya memicu perdebatan, tetapi juga menjadi hiburan bagi netizen. Banyak yang membuat meme, cuitan lucu, hingga video parodi terkait “pria tampan vs pria mapan.” Namun, di sisi lain, pernyataan ini juga mengajak publik untuk merenungkan nilai-nilai dalam sebuah hubungan.
Apakah Anda tim pria tampan, pria mapan, atau setuju dengan netizen yang ingin keduanya? Yang jelas, pernyataan Dedi Mulyadi sekali lagi membuktikan bahwa ia tak pernah kehabisan cara untuk membuat publik gaduh dan terhibur.





