BANDARLAMPUNG– Kementerian Dalam Negeri menegaskan pentingnya kesiapan dan keaktifan pemerintah daerah dalam memanfaatkan berbagai program strategis pemerintah pusat sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Hal tersebut seperti disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Komjen Pol Tomsi Tohir pada acara Outlook APEKSI yang digelar di Bandarlampung, Minggu (21/12/2025).
Ia menyampaikan bahwa peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat tercapai apabila pemerintah daerah mampu menyelaraskan perencanaan pembangunan dengan program-program nasional yang tengah berjalan.
“Kami ingin sampaikan ada peluang, tentunya harapan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, selain perencanaan yang dibuat bagaimana pemerintah daerah dapat menyambut program dari pemerintah pusat dengan baik,” lanjut Tomsi Tohir.
Dalam forum Outlook APEKSI di Bandarlampung, Tomsi menekankan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu inisiatif pusat yang memiliki dampak ekonomi langsung bagi wilayah sekitar.
“MBG salah satu program pusat yang harus betul-betul terdata posisinya di mana, kemudian harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal di sekitar situ,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa keberadaan dapur MBG harus diintegrasikan dengan potensi warga sekitar, mulai dari penyedia bahan pangan hingga jasa pendukung lainnya agar manfaat ekonominya dirasakan secara luas.
“Hal ini supaya keberadaannya bermanfaat bagi warga sekitar. Tentunya banyak hal dimanfaatkan namun demikian semuanya harus dipersiapkan dengan baik,” kata dia.
Tomsi mengingatkan bahwa tanpa perencanaan matang, operasional dapur MBG justru berpotensi memicu kenaikan harga komoditas seperti sayuran, telur, dan ayam di tingkat lokal.
“Kalau tidak dipersiapkan maka masyarakat tidak akan menikmatinya, hanya bahkan mendapatkan kenaikan harganya saja. Namun demikian kalau hal itu dipersiapkan dengan matang maka dapat mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Selain MBG, Kemendagri juga menyoroti program pembangunan tiga juta rumah yang dinilai strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendorong aktivitas ekonomi daerah.
“Program tiga juta rumah program ini sangat baik, keaktifan daerah menjemput bola dan berkomunikasi serta berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawanan Pemukiman (PKP) tentunya juga menentukan,” kata dia.
Tomsi menambahkan bahwa program sekolah rakyat juga memiliki efek berganda karena selain memperluas akses pendidikan bagi kelompok Desil terendah, keberadaannya turut menggerakkan ekonomi kawasan sekitar.
“Akan semakin banyak sekolah rakyat, ini juga mendatangkan suatu berkah.”
“Selain anak-anak kita dari Desil terendah bisa sekolah di sana, kalau jumlahnya sampai seribu di asrama ini juga mempengaruhi pertumbuhan di sekitarnya ada juga Sekolah Garuda dan program lainnya yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah,” kata dia.***