JAKARTA – Setiap tanggal 10 Muharam, umat Islam memperingati hari yang dikenal dengan sebutan Lebaran Anak Yatim atau Idul Yatama. Ini adalah momen penting untuk menyantuni dan menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak yatim. Lantas, apa yang membuat Muharam disebut demikian? Simak penjelasan berikut.
Asal Usul Lebaran Anak Yatim
10 Muharram disebut Lebaran Anak Yatim karena pada hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk menyantuni anak yatim sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman dahulu dan dijadikan momen untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yatim.
Rasulullah SAW sendiri bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Tanbihul Ghafilin:
“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram), niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 syuhada. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”
Hadis ini menjelaskan betapa besar pahala bagi mereka yang menyantuni anak yatim, terutama pada 10 Muharram. Mengusap kepala anak yatim di sini bukan hanya berarti secara harfiah, tetapi juga mengindikasikan perhatian, kasih sayang, dan tindakan nyata dalam memberikan bantuan kepada mereka.
Mengapa 10 Muharram Menjadi Lebaran Anak Yatim?
Pada hari Asyura ini, banyak umat Islam yang berbondong-bondong memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak yatim. Pada tanggal tersebut, mereka mendapatkan perhatian khusus, termasuk santunan berupa uang, makanan, atau kebutuhan lainnya. Perilaku seperti ini menunjukkan bentuk kasih sayang yang diharapkan dapat memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yang kehilangan orangtua mereka.
Selain itu, pada hari Asyura, Rasulullah SAW juga dikenal memberikan jamuan dan sedekah, tidak hanya kepada anak yatim, tetapi juga keluarga mereka. Oleh karena itu, hari ini juga dianggap sebagai pembuka keberkahan sepanjang tahun, dan umat Islam diajak untuk meneladani teladan Rasulullah SAW dalam memberikan perhatian kepada anak yatim.
Amalan yang Dianjurkan pada 10 Muharram
Selain menjadi hari untuk menyantuni anak yatim, 10 Muharram juga memiliki berbagai amalan yang dianjurkan dalam Islam, di antaranya:
- Puasa Asyura
Puasa pada 10 Muharram dikenal dengan puasa Asyura, yang merupakan amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan hadis, umat yang berpuasa pada hari ini akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bahkan dikatakan seperti menerima pahala dari seribu malaikat dan 10.000 syuhada. - Sedekah
Memberikan sedekah pada 10 Muharram juga sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang melapangkan keluarganya pada hari ini, Allah akan melapangkan hidupnya sepanjang tahun. - Membaca Surah Al-Ikhlas
Membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak seribu kali pada 10 Muharram juga menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Hal ini dipercaya membawa keberkahan dan kemudahan. - Menjenguk Orang Sakit
Menjenguk orang yang sakit pada hari ini juga mendapatkan keutamaan. Dalam sebuah riwayat, dijelaskan bahwa menjenguk orang sakit pada 10 Muharram seakan-akan kita menjenguk seluruh anak cucu Nabi Adam yang sedang sakit.
Hari 10 Muharram, atau yang dikenal dengan Lebaran Anak Yatim, adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Islam diajak untuk mempererat tali kasih sayang kepada anak yatim serta melakukan amalan-amalan sunnah lainnya. Selain memberikan santunan, seperti yang dilakukan Rasulullah SAW, umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa, memberi sedekah, dan melakukan amalan lainnya yang dapat membawa keberkahan sepanjang tahun.
Idul Yatama bukanlah sebuah hari raya dalam pengertian formal, namun menjadi ungkapan kebahagiaan bagi anak-anak yatim yang mendapatkan perhatian lebih pada hari yang istimewa ini. Maka, mari kita bersama-sama meneladani Rasulullah dalam memperlihatkan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan.