JAKARTA – Indonesia berada di jalur menuju pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029 melalui transformasi digital dan investasi di bidang kecerdasan buatan (AI). Hal ini disampaikan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam acara di Jakarta.
“Kita sedang jalankan government technology di Banyuwangi sebagai pilot project. Digitalisasi ini akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi korupsi. World Bank dan tim Harvard sangat kagum dengan model ini,” ujar Luhut dalam Acara 1 tahun Prabowo Gibran Piala Adhikarya Garuda TV, Senin (20/10/2025)
Menurut Luhut, digitalisasi telah menghemat hingga 40% belanja negara melalui platform seperti e-katalog dan Simbara. Ia juga menyoroti potensi AI yang kini menjadi fokus investasi global, dengan nilai mendekati satu triliun dolar di AS.
“AI adalah masa depan, tapi kita harus hati-hati agar tidak jadi bubble. Anak-anak muda Indonesia harus ambil peran di sini,” tegasnya.
Luhut mencontohkan Vietnam yang tumbuh 8,22% berkat government technology dan deregulasi. “Kalau Vietnam bisa, kita juga harus bisa. Kuncinya adalah kerja sama dan optimisme berbasis data,” katanya.
Ia menambahkan, evaluasi proyek percontohan di Banyuwangi akan dilakukan untuk menentukan ekspansi ke tingkat nasional pada 2026.
Di tengah tantangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. “Posisi kita sangat baik, didukung hubungan strategis dengan AS, Eropa, dan Tiongkok,” ungkap Luhut, merujuk pada apresiasi dunia terhadap pidato Presiden Prabowo di PBB.