SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk mencintai dan memporomsikan batik tulis asli Sampang, sebagai bagian dari warisan budaya luhur Madura yang memiliki ciri khas pewarnaan alami serta kualitas tinggi.
Dalam keterangannya di Surabaya pada Senin (11/8/2025), Khofifah menyebutkan bahwa Batik Sampang memiliki kemiripan dengan batik dari daerah lain, namun tetap menonjolkan kekhasan tersendiri.
“Saya sedikit bisa mengenali berbagai jenis batik. Sekilas ada kemiripan antara Sampang dan Pamekasan, namun terkait pewarnaan lebih jernih dan warna alam yang sangat mirip dengan Batik Cirebon,” ujarnya.
Menurut Khofifah, kemiripan tersebut mencerminkan terjadinya pertemuan antarbudaya di Indonesia, yang memperkaya nilai dari selembar kain batik.
“Ini artinya juga ada pertemuan antarbudaya. Sehingga pembatik itu sebenarnya pelaku seni, tapi dia juga industri. Seni membatik sendiri memiliki tahap yang luar biasa,” lanjutnya.
Meski memiliki kualitas tinggi, ia menilai batik tulis Sampang masih memerlukan promosi yang lebih luas jika dibandingkan dengan batik dari daerah Madura lainnya seperti Tanjung Bumi (Bangkalan), Pamekasan, atau Sumenep yang telah lebih dahulu dikenal di pasar.
“Karena di sini berada antara Tanjung Bumi yang luar biasa dan kemudian Pamekasan yang pemasarannya lebih bagus karena memang berani dengan warna dan desain kontemporer,” ucapnya.
Khofifah mendorong masyarakat untuk terus mendukung para perajin batik di seluruh Jawa Timur, dengan menyadari bahwa setiap daerah memiliki kekayaan budaya tersendiri yang tak akan membuat masyarakat bosan dalam mengeksplorasi batik.
“Saya ingin memberi penguatan bagi pelaku seni batik, pelaku industri batik. Ini budaya yang luar biasa terlahir dari nenek moyang kita,” kata dia.
Ia juga menyoroti bahwa proses pembuatan batik tulis memerlukan keahlian khusus dan diwariskan secara turun-temurun.
“Batik tulis itu susah untuk pemula dan pasti dikerjakan secara turun temurun. Bagaimana mencanting supaya tidak belepotan, proses melapisnya, mewarna hingga mencelup,” tuturnya.
Sementara itu, pemilik Workshop Batik Tulis Shalempang, Ali Imron, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan Pemprov Jatim terhadap perkembangan batik lokal.
“Saya berterima kasih atas dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Ibu Khofifah. Kami mendapat Sertifikat Halal dan Sertifikat Industri Hijau yang masih dalam proses,” katanya.
Ali juga menjelaskan bahwa ia telah ikut serta dalam berbagai kegiatan misi dagang bersama Pemprov Jatim ke sejumlah provinsi. Workshop batik miliknya berdiri sejak 2001, dan tradisi membatik telah diwariskan secara turun-temurun dari keluarga istrinya yang merupakan generasi ketujuh.





