JAKARTA – Artis Zizi Kirana, yang baru saja dibebaskan setelah disandera oleh tentara Israel, menceritakan pengalaman tragis yang ia alami selama berada dalam tahanan. Zizi bersama sejumlah relawan lainnya ditangkap pada 2 Oktober 2025 saat ikut serta dalam misi kemanusiaan untuk Gaza bersama rombongan Global Sumud Flotilla (GSF).
Misi kemanusiaan yang bertujuan mengirimkan bantuan ke Gaza tersebut berubah menjadi pengalaman mengerikan bagi Zizi dan rekan-rekannya ketika mereka memasuki zona merah perairan Gaza dan ditangkap oleh pasukan Israel.
Setelah dibebaskan pada 5 Oktober 2025, Zizi berbagi kesaksiannya tentang perlakuan yang diterimanya selama disandera. Salah satu pengalaman paling mencengangkan adalah perlakuan yang penuh tekanan terhadap keyakinannya sebagai seorang Muslim.
Dipaksa Buka Hijab dan Al-Qur’an Dirampas
Zizi menceritakan, ia dan teman-temannya dipaksa berlutut di bawah terik matahari selama lebih dari satu jam. “Saya memakai topi, dipaksa untuk membukanya. Ketika saya mencoba menenangkan diri dengan mengaji, mereka ambil paksa Alquran saya dan bertanya, ‘Apa ini?’ Saya jawab, ‘Ini Al-Qur”an,’ dan mereka minta saya untuk tidak membacanya,” jelas Zizi.
Keadaan semakin menegangkan saat Zizi dipanggil ke ruangan imigrasi dan dipaksa membuka sepatu serta stoking. Meskipun Zizi enggan melakukannya karena merasa tidak pantas untuk memperlihatkan aurat, pihak tentara tetap memaksanya membuka stokingnya. “Saya berkeras tidak mau, karena itu haram,” katanya.
Namun, yang lebih menyakitkan adalah ketika Zizi dipaksa untuk membuka hijabnya. “Mereka ingin saya buka kerudung, saya bilang itu haram, saya Muslim. Mereka tetap menarik hijab saya ke belakang, tapi saya tetap tidak mau. Sampai teman-teman saya yang non-Muslim pun menangis melihat perlakuan itu,” ujarnya.
Meskipun merasa tertekan dan ketakutan, Zizi tetap teguh dan terus berdoa dalam hatinya. Akhirnya, tentara Israel membawanya ke sebuah ruangan yang hanya diisi oleh wanita. Di sanalah Zizi akhirnya menuruti perintah mereka, meskipun dalam hati ia terus berdoa dan berharap kondisi ini segera berakhir.
Pesan Terakhir untuk Keluarga
Sebelum kehilangan kontak dengan keluarga, Zizi sempat mengirimkan pesan suara kepada suaminya, Yusuf Bahrin, pada pukul 1:40 dini hari waktu setempat. Pesan terakhir itu mengandung permintaan maaf dan informasi bahwa kapal yang ia naiki telah memasuki zona merah perairan Palestina.
Zizi juga sempat menulis pesan wasiat untuk adiknya, Nurul Azielah, melalui Instagram Story-nya. Dalam pesan tersebut, Zizi meminta adiknya untuk menggantikan posisinya sebagai kakak sulung jika terjadi sesuatu yang buruk. Zizi menuliskan:
_”Ini adik perempuan saya nomor 2 setelah saya. Jika terjadi apa-apa pada saya, dialah yang akan menggantikan tempat saya sebagai kakak sulung. Kakak Ela @iamnurulnazielah terimakasih untuk kasih sayang dari kecil kita sama-sama. Tak pernah gaduh, tak boleh berpisah, kalau berpisah sekejap mesti nangis. Aku tahu kamu wanita yang kuat, meskipun kadang emosional. Hatilah-hatilah untukmu dan keluargamu. Jadilah contoh yang baik untuk adik-adik kita, dan tolong jagalah mama. Berilah cinta tanpa syarat untuk mama dan adik-adik kita. Semoga Allah selalu melindungimu dengan berkah dan cinta. Sangat sayang kamu kakak Ela,” tulis Zizi.




