JAKARTA – Warga Palestina di Gaza menyambut dengan penuh harapan kabar disetujuinya gencatan senjata tahap pertama antara Hamas dan Israel yang diharapkan menjadi awal dari berakhirnya perang dan genosida selama dua tahun terakhir di wilayah itu.
Kesepakatan yang diumumkan di Sharm El-Sheikh, Mesir, mencakup pembebasan para sandera dan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza yang telah porak-poranda akibat konflik berkepanjangan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang berperan sebagai pemrakarsa kesepakatan bersama Turki, Mesir, Qatar, dan AS, menyatakan optimismenya terhadap langkah perdamaian tersebut.
“Ini merupakan langkah awal menuju perdamaian yang kuat dan abadi,” ujarnya, dikutip TRT World, Kamis (9/10/2025).
Meski begitu, sebagian besar warga Gaza masih menahan diri untuk tidak terlalu cepat bersukacita karena pengalaman masa lalu menunjukkan banyak gencatan senjata gagal bertahan lama.
“Saya tidak mau terlalu cepat merayakannya,” kata Roba, seorang perempuan asal Gaza yang kehilangan rumah dan pekerjaannya akibat perang.
“Apa yang terjadi ke depan bisa jadi sama kerasnya dengan genosida selama dua tahun ini,” ujarnya. Menurut Roba, lebih dari 90 persen pemukiman di Gaza telah hancur, termasuk tempat tinggal keluarganya akibat serangan militer Israel.
Sebagai bagian dari tindak lanjut kesepakatan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan program rekonstruksi senilai USD7 miliar atau sekitar Rp115,7 triliun untuk memulihkan layanan publik seperti rumah sakit, klinik, dan infrastruktur penting di Gaza.
Rencana besar itu menjadi sinyal dimulainya kembali proses pemulihan wilayah yang telah lama terpuruk akibat blokade dan perang.
Data UNICEF menunjukkan lebih dari 64 ribu anak di Gaza tewas atau terluka sejak konflik dua tahun terakhir, mencerminkan dampak kemanusiaan yang begitu parah dari perang yang berkepanjangan.
Meski masih diliputi ketidakpastian, banyak warga Gaza kini mulai menumbuhkan keyakinan baru bahwa kali ini perdamaian benar-benar bisa bertahan dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih layak.***