JAKARTA – Malaysia Airlines terpaksa menghentikan sementara penerbangan perdana jet Airbus A330neo setelah beberapa hari beroperasi, menyusul masalah teknis yang mengganggu penerbangan perdana tersebut. Insiden ini menambah daftar tantangan operasional yang dihadapi oleh maskapai nasional tersebut.
“Kami mengidentifikasi akar masalahnya berasal dari pabrik, yang tentunya berdampak pada reputasi dan citra Malaysia Airlines,” kata CEO Malaysia Airlines, Izham Ismail, sebagaimana dikutip oleh New Straits Times pada Minggu (22/12).
“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Saya tidak akan mengambil risiko apa pun terkait keselamatan,” lanjut Izham. Ia menambahkan bahwa kesalahan teknis pada pesawat baru tersebut “tidak dapat diterima” dan menyebutnya sebagai hal yang “memalukan.”
Penerbangan perdana dari Kuala Lumpur menuju Melbourne pada 19 Desember terhambat akibat masalah teknis yang terjadi. Sementara dari pihak Malaysia Airlines terkait insiden tersebut belum ada komentar.
Tahun ini, Malaysia Airlines menghadapi berbagai kemunduran, termasuk pengurangan rute penerbangan dan persoalan terkait tenaga kerja.
Pada 2022, maskapai ini sepakat untuk mengakuisisi 20 unit pesawat Airbus A330neo sebagai bagian dari upaya memperbarui armada pesawat berbadan lebar mereka.
Pesawat A330neo, yang menggunakan mesin Rolls-Royce Trent 7000, dikenal karena efisiensi bahan bakarnya yang lebih baik.
“Kami membutuhkan Airbus dan Rolls-Royce untuk melakukan penyelidikan mendalam guna menemukan akar penyebab masalah pada pesawat ini,” ujar Izham.
Rolls-Royce mengonfirmasi kepada media tersebut bahwa mereka telah mengidentifikasi komponen yang rusak, sementara Airbus menyatakan siap memberikan bantuan penuh kepada Malaysia Airlines.