Max Verstappen tetap mempertahankan statusnya sebagai pembalap dengan pendapatan tertinggi di Formula 1, menurut perkiraan RacingNews365, dengan gaji USD 55 juta atau lebih dari 862 milyar.
Lewis Hamilton (USD 45 juta atau 705 milyar), yang selama ini menjadi pembalap dengan pendapatan tertinggi di F1, kini kalah oleh Verstappen. Gajinya pada tahun 2024 berasal dari kontrak Mercedes yang dia tandatangani musim panas lalu, tetapi ini akan menjadi tahun terakhirnya bersama tim sebelum bergabung dengan Ferrari (dan menerima kenaikan gaji) pada tahun 2025.
Dilansir dari Crash, kesepakatan baru Charles Leclerc dengan Ferrari – yang ditandatangani sebelum musim 2024 dimulai – sekarang menjadikannya sebagai yang ketiga tertinggi dalam hal pendapatan yaitu sebesar USD 34 juta atau 533 milyar.
Dan kesepakatan baru Lando Norris dengan McLaren, juga ditandatangani dalam beberapa minggu awal tahun 2024, menjadikannya yang keempat tertinggi dengan USD 20 juta atau 313 milyar.
George Russell dari Mercedes dan Fernando Alonso dari Aston Martin berada di posisi kelima secara bersamaan dengan gaji USD 18 juta atau 282 milyar. Tampaknya di ujung lain daftar terdapat Yuki Tsunoda dari RB dan Logan Sargeant dari Williams dengan USD 1 juta atau 15 milyar.
Sebuah musim transfer besar diharapkan selama 2024 karena banyak pembalap saat ini akan melihat kontrak mereka berakhir pada akhir tahun, yang berarti mereka dapat mencari kesepakatan baru di tempat lain.
Kosongnya posisi di Mercedes untuk menggantikan Hamilton, dan kemungkinan Red Bull meninggalkan Sergio Perez untuk mencari pembalap baru, menciptakan dua kesempatan besar dengan nilai uang besar.
Pembalap F1 menerima gaji dasar, yang ditampilkan dalam daftar di atas, tetapi juga bisa mendapatkan bonus untuk kemenangan balapan dan kejuaraan.
Artinya, paket gaji Verstappen akan jauh lebih besar dari gaji dasarnya sebesar $55 juta. Pada tahun 2023, Forbes memperkirakan bahwa total penghasilan Verstappen mencapai $70 juta termasuk bonus.
