WASHINGTON – Washington dan New Delhi telah menyepakati kerangka kerja baru guna mempererat hubungan di sektor ekonomi, energi, dan pertahanan serta jalur perdagangan terbesar dalam sejarah.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersama Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengumumkan kesepakatan tersebut dalam konferensi pers bersama pada Kamis malam, meskipun ancaman tarif AS masih membayangi pertemuan ini.
Dalam pernyataannya di Gedung Putih, kedua pemimpin saling memuji. Bahkan, Modi mengadaptasi slogan kampanye Trump, “Make America Great Again,” menjadi visi baru bagi negaranya.
“Visi kami untuk India maju adalah Make India Great Again, atau MIGA,” ujar Modi melalui seorang penerjemah.
“Ketika Amerika dan India bekerja sama, itulah saat di mana MAGA ditambah MIGA menjadi MEGA—kemitraan MEGA untuk kesejahteraan, dan semangat MEGA yang memberikan dimensi baru bagi tujuan bersama kita.”
Kesepakatan Perdagangan dan Energi
Konferensi pers ini digelar usai pembicaraan bilateral, di mana Modi mengungkapkan bahwa kedua negara sepakat untuk menggandakan perdagangan bilateral hingga mencapai $500 miliar pada 2030.
India juga akan segera memulai negosiasi perdagangan baru dengan AS, yang mencakup peningkatan impor gas dan minyak dari Washington.
Trump menegaskan bahwa langkah ini akan menjadikan AS sebagai pemasok energi utama bagi India, bahkan berpotensi menjadi yang terbesar.
Selain itu, Washington berencana meningkatkan penjualan senjata ke New Delhi hingga miliaran dolar, termasuk kemungkinan memasok jet siluman F-35.
Seperti dilansir UPI, dalam kesempatan yang sama, kedua pemimpin juga menyatakan kesepakatan untuk membangun jalur perdagangan terbesar dalam sejarah, yang akan menghubungkan India, Israel, Italia, dan berakhir di AS.
Jalur ini mencakup jaringan pelabuhan, rel kereta api, serta kabel bawah laut guna memperkuat konektivitas global.
Tarif dan Defisit Perdagangan
Meski ada berbagai kesepakatan positif, Trump menyoroti ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara.
Ia menuding India menerapkan tarif yang “sangat kuat dan tidak adil” hingga 70% terhadap produk AS, yang membuat sulit bagi produsen AS untuk menjual barangnya di India.
“Ini benar-benar masalah besar,” kata Trump, menegaskan bahwa tarif tersebut harus dikurangi agar perdagangan lebih seimbang.
Ia juga menekankan bahwa kebijakan baru AS akan menerapkan tarif yang sama dengan yang diberlakukan oleh negara lain terhadap ekspor AS.
Saat ini, AS mengalami defisit perdagangan hampir $100 miliar dengan India. Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, angka defisit tahun lalu tercatat sebesar $45,7 miliar.
Trump menyatakan bahwa negosiasi perdagangan baru akan mengatasi masalah ini, terutama melalui penjualan minyak dan gas alam cair (LNG) ke India.
Ekstradisi Pelaku Terorisme
Dalam isu keamanan, Trump juga mengumumkan bahwa AS akan mengekstradisi Tahawwur Hussain Rana, seorang warga negara Pakistan yang dihukum pada 2011 atas rencananya menyerang sebuah surat kabar di Denmark.
Di India, Rana diduga terlibat dalam serangan teror Mumbai 2008 dan akan menghadapi proses hukum lebih lanjut.
Kesepakatan baru ini menandai era baru dalam hubungan India-AS, dengan potensi peningkatan kerja sama di berbagai sektor, meski masih ada ketegangan terkait kebijakan tarif dan perdagangan. Bagaimana implementasi kesepakatan ini dalam jangka panjang masih akan menjadi perhatian dunia.***




