JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan dirinya telah menitipkan pesan khusus kepada Presiden Prabowo Subianto agar segera menertibkan dan memberantas praktik buzzer yang dinilainya merusak persatuan bangsa.
Ia menilai keberadaan buzzer lebih banyak memicu konflik sosial ketimbang memberikan informasi yang benar.
Pernyataan itu disampaikan Megawati dalam acara Peresmian Serambi Pancasila dan Peluncuran Buku di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta Barat, Senin (11/8).
Di hadapan peserta, ia menegaskan bahwa perbedaan pendapat seharusnya disampaikan secara terbuka dan sehat, bukan melalui serangan di media sosial.
“Makanya coba kalian pulang nanti jangan ngedumel, saya enggak suka. Kalau tidak suka sama saya, berdiri, ‘saya tidak setuju sama ibu’, saya terima. Tapi mari kita berargumentasi yang benar. Saya tidak mau lagi,” ucap Megawati.
Pesan Disampaikan Lewat Utusan
Megawati mengaku tidak langsung berbicara kepada Presiden Prabowo, tetapi menitipkan pesannya melalui seorang perantara.
Menurutnya, aktivitas buzzer kerap mengedarkan informasi yang tidak sesuai fakta sehingga menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat.
“Saya sudah bilang melalui seseorang supaya Pak Prabowo membuang itu namanya buzzer-buzzer yang hanya membuat yang namanya perpecahan di antara kita sendiri, belum tentu faktanya aja,” ujarnya.
Tidak Gentar Hadapi Serangan Buzzer
Meski menyadari keberadaan buzzer yang kerap menyerang pihak-pihak tertentu, Megawati menegaskan dirinya tidak gentar. Baginya, kebenaran harus tetap disuarakan.
“Saya ndak takut, karena ini adalah kebenaran, kebenaran yang hakiki,” tegasnya.
Ia pun mempertanyakan motif para buzzer yang menurutnya bekerja demi kepentingan tertentu dengan imbalan materi.
“Kenapa? Padahal buzzer itu hanya juga dengan uang. Kalian itu siapa? Kalau kalian yang dibuat seperti itu lalu bagaimana?” kata Megawati.***




