BANGKA BELITUNG – Tim Satuan Tugas Satwa Liar Provinsi Bangka Belitung mengevakuasi seekor buaya jantan sepanjang 4 meter dari tempat wisata Sungai Upang, Desa Dalil, Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung pada Senin (17/8/2020).
Kemunculan buaya di tengah lokasi wisata Sungai Upang ini mengejutkan banyak orang. Apalagi, buaya ini menunjukan sikap yang agresif.
Ketua Yayasan PP Alosi, Langka Saki mengungkapkan konflik buaya dan manusia memang sering kali terjadi di Provinsi Bangka Belitung hal ini dikarenakan mulai rusaknya habitat buaya, sementara sikap agresif yang ditunjukan buaya ini diduga karena tengah berlangsungnya musim kawin mulai dari bulan Agustus hingga Desember.
“Kita liat dalam bulan Agustus sampai dengan bulan Desember itu adalah siklus dari buaya ini untuk kawin. Jadi musim kawin, jadi tingkah laku buaya agak sedikit agresif yang di mana juga kita mengetahui habitatnya buaya di Kepulauan Bangka Beliting ini. Daerah aliran sungai sudah rusak, beralih fungsi, makanya banyak terjadi kasus konflik buaya di Babel.” ungkap Langka Sani.
BKSDA Resor Bangka mencatat sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 sudah ada 90 kasus konflik buaya dan manusia dengan 14 di antaranya menelan korban jiwa.
Buaya-buaya yang memasuki wilayah pemukiman menjalani rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Alobi di Kampung reklamasi Timah Air Jangkang, Kecamatan Merawang untuk nantinya kembali dilepaskan di zona aman satwa liar.