JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki kekuatan fundamental untuk menghadapi dampak kebijakan tarif impor terbaru yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Saya sangat prihatin, tapi ini fakta yang dihadapi semua dunia. Saya percaya basic kita kuat, whatever happened, saya kira kita akan survive. Kita survive krisis berkali-kali, 1998, 2008, termasuk Covid, tapi kuncinya kalau ada kerukunan,” ujar Presiden dalam wawancara eksklusif bersama enam pemimpin redaksi media nasional dari Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8).
Meski demikian, Presiden Prabowo tidak menutup mata terhadap potensi dampak yang akan dirasakan industri dalam negeri, seperti industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur, yang dikenal sebagai sektor padat karya.
Menanggapi hal itu, ia menegaskan komitmennya untuk segera bertemu dengan para pelaku industri guna mencari solusi dan langkah mitigasi.
“Saya harus kumpul dengan tokoh-tokoh industri, kita bicara, kita cari jalan keluar, kita mitigasi kesulitan yang akan ditimbulkan,” lanjutnya.
Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa fundamental pasar modal Indonesia tetap berada dalam kondisi yang baik. Ia menyebutkan bahwa pergerakan di pasar saham bersifat fluktuatif, mengikuti siklus ekonomi dan dinamika mekanisme pasar.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa posisi utang negara dan tingkat inflasi Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
“Kalau saya lihat, fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham, kita punya kekuatan dan kita akan investasi. Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal karena Indonesia punya kekuatan. Hutang kita dibandingkan dengan banyak negara, hutang kita salah satu yang secara perbandingan terkecil di dunia. Inflasi kita terendah di dunia,” tutupnya.




