JAKARTA – Dengan delapan minggu tersisa menuju pengumuman nominasi Oscar, persaingan tidak hanya terjadi di antara para kreator film. Lelang hak siar televisi untuk Academy Awards kini memasuki fase krusial, menurut berbagai sumber yang terlibat dalam negosiasi dan dikonfimasi melalui percakapan dengan Variety yang dikutip Sabtu (6/12/2025).
Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) tengah mencari mitra siaran baru untuk periode 2025 dan seterusnya—keputusan strategis yang menentukan aliran pendapatan sekaligus mempertahankan posisi film layar lebar sebagai bentuk seni tertinggi. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Academy menargetkan kontrak berdurasi 5 hingga 10 tahun.
ABC, mitra siaran lama Academy yang memegang hak hingga 2028 dan akan menyiarkan Oscar ke-100, menghadapi persaingan ketat. Pada pertengahan tahun, berbagai laporan menyebutkan munculnya calon pembeli non-konvensional, termasuk Netflix dan YouTube. Namun, kekhawatiran terkait biaya produksi di tengah kondisi finansial sektor hiburan membuat beberapa pihak mundur.
Menurut dua sumber Variety, Netflix telah menarik diri dari persaingan. Sumber tersebut juga menyatakan bahwa calon pemilik baru Warner Bros. tidak lagi terlibat, sementara CBS tidak pernah benar-benar masuk dalam tahap pembicaraan meskipun sempat diberitakan.
Tiga sumber menyebut NBCUniversal kini menjadi penawar paling serius. Setelah keberhasilan Olimpiade Musim Panas 2024 dan peningkatan rating untuk program langsung seperti Macy’s Thanksgiving Day Parade, NBC dianggap memiliki posisi kuat untuk mengelola program besar seperti Oscar. Reputasi Universal Pictures serta hubungan industri yang kuat dari Donna Langley menambah daya tawar NBC. Pencalonan Los Angeles sebagai tuan rumah Olimpiade 2028 juga menjadi nilai tambah karena potensi sinergi promosi menjelang siaran Oscar 2029.
YouTube, menurut dua sumber lain, masih aktif dalam proses penawaran. Platform ini memimpin sebagai aplikasi TV yang paling banyak digunakan secara global. Bahkan, satu sumber menegaskan bahwa YouTube mendapatkan penonton jauh lebih besar dari klip dan pidato Oscar dibandingkan jumlah penonton siaran langsungnya.
Sementara itu, ABC—yang telah menayangkan Oscar sejak 1976 tanpa jeda—dihadapkan pada pertanyaan tentang komitmennya ke depan. Dua sumber menggambarkan jaringan tersebut “kurang agresif” dibanding para pesaing. Namun pihak lain membantah, menyatakan bahwa ABC tetap sangat berinvestasi pada hubungan mereka dengan Academy dan menonjolkan kekuatan sinergi Disney, mulai dari promosi di taman hiburan hingga lini program ABC dan Hulu. Sumber tersebut juga menegaskan bahwa kesepakatan Grammy tidak memengaruhi komitmen ABC terhadap Oscar.
Isu utama dalam negosiasi ini tetap soal finansial. Berbagai sumber sulit menentukan besaran permintaan Academy karena dalam beberapa kasus belum ada angka resmi yang disodorkan. Namun pernyataan yang sama muncul dari kubu NBCUniversal, ABC, dan YouTube: “Kami tidak membayar terlalu mahal.”
Menurut tiga sumber, ABC menghabiskan sekitar $120 juta per tahun untuk penyelenggaraan Oscar, termasuk hak siar dan produksi acara. Angka tersebut dianggap berat di tengah penurunan rating acara penghargaan di era streaming. Tahun ini, Oscar yang dipandu Conan O’Brien mencetak 19,69 juta penonton—tertinggi dalam lima tahun, namun masih jauh dari 40 juta penonton satu dekade lalu.
YouTube menghadapi tantangan lain: dua orang dalam menyebutkan bahwa Academy harus membayar premi besar jika menjual hak siar secara eksklusif ke platform digital. Para pembuat film diduga tidak nyaman jika perayaan seni sinema dipusatkan pada platform milik raksasa teknologi. Sebagian pihak juga mempertanyakan bagaimana Oscar bisa disandingkan dengan konten YouTube lain yang sangat beragam.
“Apakah Anda akan memutar Academy Awards secara otomatis ke Ms. Rachel?” tanya seorang sumber, merujuk pada kreator edukasi anak populer di platform tersebut.