JAKARTA – Tanggal 28 Agustus mencatat berbagai peristiwa penting, baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Namun, salah satu sosok yang paling menonjol di tanggal ini adalah Ismed Sofyan, legenda hidup sepak bola Indonesia. Di samping itu, hari ini juga menjadi penanda momen penting seperti wafatnya Ketua Umum pertama Partai Gerindra dan pelantikan Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki.
Ismed Sofyan, “Sergio Ramos Indonesia” yang Lahir pada 28 Agustus
Pada 28 Agustus 1979, di Manyak Payed, Aceh Tamiang, lahirlah seorang pemain sepak bola yang kelak menjadi ikon lapangan hijau nasional—Ismed Sofyan. Dikenal luas sebagai bek kanan tangguh, Ismed juga piawai bermain sebagai bek kiri, playmaker, gelandang bertahan, hingga penyerang. Ia menjadi legenda Persija Jakarta dan tim nasional Indonesia.
Kemampuannya dalam mengeksekusi tendangan bebas serta akurasi umpan silang menjadikannya salah satu pemain paling komplet di masanya. Julukan “Sergio Ramos Indonesia” bukan tanpa alasan—karier panjang, loyalitas tanpa cela, dan kontribusi besar di lapangan menjadikan Ismed sebagai inspirasi bagi generasi muda pesepakbola Tanah Air.
Mengenang Meninggalnya Tokoh Penting Gerindra Suhardi
Selain itu, 28 Agustus juga menjadi hari duka bagi dunia politik Indonesia. Suhardi, Ketua Umum pertama Partai Gerindra, meninggal dunia.
Ia dikenal sebagai tokoh yang berperan besar dalam pendirian dan perkembangan awal partai tersebut. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi keluarga besar Gerindra dan masyarakat Indonesia.
Pelantikan Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki
Di kancah internasional, 28 Agustus 2014 menjadi momen penting saat Recep Tayyip Erdogan resmi dilantik sebagai Presiden Turki. Sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 2003, Erdogan dikenal sebagai tokoh penting dalam politik modern Turki. Ia juga pernah dinobatkan sebagai muslim kedua paling berpengaruh di dunia pada tahun 2010.
Peristiwa Lain yang Tak Kalah Menarik
Hari ini juga mencatat kelahiran Grand Master catur Indonesia, Edhi Handoko, yang meraih gelar Grand Master pada 1994 setelah memulai kariernya sebagai Master Nasional pada 1978. Dedikasinya terhadap dunia catur menjadi inspirasi besar bagi atlet catur Indonesia.