PHE, sebagai Subholding Upstream Pertamina, terus menjajaki peluang kerjasama guna meningkatkan kinerja dan keberlanjutan bisnis. Dalam konteks ini, PHE baru-baru ini melakukan penandatanganan Pre-Liminary Agreement dengan ExxonMobil di acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA CONVEX) ke-48 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.
Penandatanganan tersebut, dilakukan langsung oleh Senior Vice President Business Development ExxonMobil Indonesia, Egon van der Hoeven, dan Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Awang Lazuardi, pada Rabu (15/05). Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, President of ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific, Irtiza Sayyed, dan President of ExxonMobil Indonesia, Carole Gall.
Pre-Liminary Agreement ini merupakan hasil dari Head of Agreement (HoA) antara ExxonMobil, Pertamina, dan PHE yang disepakati pada tahun 2022 lalu.
Melalui kerjasama ini, PHE dan ExxonMobil akan menyusun model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES), dengan fokus pada potensi penyimpanan CO2 domestik dan internasional melalui proyek CCS Hub Asri Basin.
Awang menjelaskan bahwa penandatanganan ini merupakan langkah awal sebelum melakukan pengeboran Appraisal well. Sebelumnya, studi bersama Pertamina dan ExxonMobil telah mengidentifikasi potensi penyimpanan CO2 yang besar di lapangan migas Pertamina, dengan nilai investasi mencapai USD 2 miliar. Potensi ini memungkinkan penyimpanan CO2 emisi seluruh Indonesia untuk 16 tahun ke depan.
Pengembangan CCS Hub Asri basin ini, bersama ExxonMobil, dianggap sebagai peluang bisnis baru dalam program Dekarbonisasi di Asia Tenggara. Pertamina dan ExxonMobil memperkuat kerjasama ini dengan tujuan untuk mendukung penurunan emisi karbon serta pertumbuhan ekonomi melalui investasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan nasional.
Awang menegaskan bahwa teknologi CCS/CCUS merupakan tren baru dalam menghadapi transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) global. Dengan semangat kolaborasi, implementasi CCS/CCUS di Indonesia diyakini akan mendukung peningkatan produksi migas sambil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Langkah-langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menerapkan Environmental, Social, & Governance (ESG) dalam semua aspek bisnisnya, untuk mendukung keberlanjutan bisnis di masa depan.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan bahwa langkah ini merupakan salah satu upaya dekarbonisasi emisi untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) Indonesia.
PHE sebagai subholding upstream Pertamina memiliki peran penting dalam pencapaian ini, dan kerjasama dengan ExxonMobil diharapkan dapat membangun strategi CCUS yang efektif sesuai dengan target yang ditetapkan.