JAKARTA – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, akhirnya angkat suara terkait skandal manipulasi dokumen naturalisasi yang menyeret Federasi Sepakbola Malaysia (FAM). Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menutupi persoalan tersebut.
Sebelumnya, FIFA menjatuhkan sanksi kepada FAM setelah menemukan dugaan manipulasi dokumen tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Federasi itu dikenai denda 350 ribu Swiss Franc atau sekitar Rp7,3 miliar.
Tujuh pemain tersebut—Gabriel Palermo, Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, Hector Hevel, dan Imanol Machuca—juga menerima hukuman berat berupa skorsing selama 12 bulan.
Anwar Ibrahim menyoroti serius kasus ini, mengingat isu tersebut memicu perhatian luas publik Malaysia. “Ya, ini masalah besar. Pemerintah telah mempertimbangkannya dan tidak akan ada upaya menutup-nutupi,” kata Anwar, dikutip dari News Strait Times.
Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa mengambil tindakan tergesa-gesa. “Saya bisa memahami orang-orang tidak sabar dan menginginkan tindakan segera… mereka bilang kami tidak bertindak, tetapi Anda harus membiarkannya melalui proses yang semestinya,” ujarnya.
Pemerintah Malaysia memang tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi langsung FAM, mengingat aturan FIFA yang menuntut independensi federasi dari campur tangan pihak ketiga, termasuk pemerintah.
Meski demikian, langkah pengawasan tetap dilakukan. Komite Akuntabilitas Publik (PAC) dikabarkan akan memeriksa aliran dana pemerintah kepada FAM selama setahun terakhir, yang totalnya mencapai 15 juta ringgit atau sekitar Rp 60 miliar.