BOGOR – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sepakat bahwa solusi dua negara (two-state solution) merupakan jalan terbaik untuk mencapai kemerdekaan Palestina. Kesepakatan ini disampaikan Prabowo dalam pertemuan bilateral yang berlangsund di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/2).
“Dalam konteks hubungan internasional, Indonesia dan Turki tetap berpegang pada pandangan yang sama bahwa perdamaian Palestina dapat tercapai melalui kemerdekaan Palestina dengan solusi dua negara,” ujar Prabowo di hadapan wartawan.
Selain itu, kedua pemimpin tersebut juga menyatakan komitmen mereka terhadap perdamaian di wilayah lain yang tengah dilanda konflik, seperti Suriah dan Ukraina. “Kami juga mendukung upaya perdamaian di Suriah dan Ukraina,” lanjut Prabowo.
Erdogan turut mengonfirmasi bahwa pembahasan mengenai kemerdekaan Palestina telah menjadi topik utama dalam pertemuan dengan Prabowo. Selain itu, mereka juga menandatangani 12 nota kesepahaman antar-kementerian Indonesia dan Turki. “Kami membahas hubungan kami secara menyeluruh, termasuk isu Palestina dan Suriah. Kami juga menandatangani nota kesepahaman di berbagai sektor, seperti energi, pertanian, perdagangan, dan industri pertahanan,” kata Erdogan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menyampaikan sambutan hangat terhadap kedatangan Presiden Erdogan melalui upacara kenegaraan dan parade militer di Istana Bogor. “Yang saya hormati dan saya muliakan, sahabat saya, saudara saya, Presiden Republik Turkiye, Yang Mulia Saudara Recep Tayyip Erdogan,” ujar Prabowo.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa kunjungan kenegaraan ini menjadi suatu kehormatan besar bagi Indonesia. Ia menambahkan bahwa seharusnya dirinya yang terlebih dahulu mengunjungi Turki sebagai tanda penghormatan kepada Erdogan yang dianggapnya sebagai senior dalam hal pengabdian.
Kunjungan tersebut juga menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki. “Hubungan Indonesia dan Turki sudah terjalin sejak era Kekaisaran Utsmaniyah, sehingga ikatan batin kita sangat kuat,” kata Prabowo.
Selain isu Palestina, kedua pemimpin juga membahas penguatan hubungan perdagangan antara kedua negara. Prabowo berharap dapat segera terjalin perjanjian perdagangan melalui penyelesaian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), untuk meningkatkan volume perdagangan yang saling menguntungkan.
“Saat ini, bea masuk barang Indonesia ke Turki masih tinggi. Saya berharap, Menteri Perdagangan bisa menyelesaikan hal ini,” kata Prabowo. Ia juga menekankan bahwa industri pertahanan Indonesia-Turki telah menunjukkan kemajuan yang signifikan sejak pertemuan dengan pengusaha pertahanan Turki pada Desember 2024.
Prabowo mengungkapkan harapan agar kerja sama industri pertahanan Indonesia dan Turki dapat berkembang lebih lanjut melalui joint venture dan joint production, dengan beberapa perusahaan besar Turki seperti Roketsan, Aselsan, Havelsan, dan Baykar. “Kami serius untuk berpartisipasi dalam program-program bersama Turki,” pungkas Prabowo.