BANDUNG – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) semakin serius mengkomersialisasikan UAV Wulung dengan menggelar demo flight di Lapangan Udara Suparlan, Batujajar, Padalarang. Acara ini menjadi ajang pembuktian performa drone pengintai tersebut kepada calon pengguna.
Demo ini dihadiri oleh Direktur Produksi PT DI Dena Hendriana, Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksdya TNI Irvansyah, Wakil Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional (Waka BRIN) Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian, serta perwakilan dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) RI, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dan Matra Laut.
UAV Wulung: Drone Pengintai Taktis Andalan
Dikembangkan sejak 2014 oleh PT DI bersama Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT) – kini BRIN, dan Badan Penelitian & Pengembangan (Balitbang) Kemhan RI, UAV Wulung telah melewati berbagai uji coba hingga memperoleh sertifikasi dari Indonesian Defense Airworthiness Authority (IDAA) pada 2016.
Kini, PT DI terus mengembangkan Wulung dengan dukungan BRIN untuk meningkatkan teknologi serta daya saingnya. Salah satu fokus pengembangan adalah memperluas adopsi UAV ini di sektor pertahanan dan keamanan, termasuk bagi TNI dan Bakamla.
“Wulung sudah cocok untuk dioperasikan di pangkalan AL atau Bakamla. Secara teknis, Wulung mampu memenuhi kebutuhan taktis untuk patroli keamanan laut dari udara dan dapat dikombinasikan dengan kapal di laut,” ujar Waka BRIN Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian.
Sebagai drone pengintai taktis, Wulung dilengkapi sistem autonomous operation, Ground Control Station (GCS), serta transporter untuk mobilitas fleksibel. Dengan material komposit yang ringan dan kuat, UAV ini memiliki kapasitas bahan bakar 35 liter, radius operasi hingga 150 km, MTOW 125 kg, serta kecepatan jelajah 50 knots.
Dukungan Penuh untuk Kemandirian Teknologi
PT DI terus berinovasi untuk meningkatkan daya tahan terbang, memperkuat sistem pendaratan untuk berbagai tipe landasan, serta mengurangi kebisingan. Penggunaan komponen berbasis Litbang BRIN juga menjadi prioritas dalam upaya memperkuat ekosistem industri pertahanan nasional.
“Dengan dukungan BRIN, kami akan terus menyempurnakan UAV Wulung agar semakin sesuai dengan kebutuhan operasional di lapangan, terutama untuk patroli maritim di seluruh Indonesia,” kata Direktur Produksi PT DI, Dena Hendriana.
Kabakamla Laksdya TNI Irvansyah turut mengapresiasi performa UAV ini setelah menyaksikan demo penerbangan langsung.
“Saya cukup puas melihat performanya. Kami akan mengkaji penggunaannya di Bakamla, bahkan mungkin untuk Indonesian Coast Guard. Saya juga mengimbau seluruh instansi, kementerian, dan lembaga untuk mendukung produksi dalam negeri dengan cara membelinya. Dengan begitu, siklus produksi, penelitian, dan pengembangan dapat terus berjalan dan semakin sempurna. Tidak menutup kemungkinan, produk kita juga bisa diminati oleh negara lain,” tegasnya.
Kolaborasi Global, Pasar Lebih Luas
Untuk memperkuat daya saing, PT DI juga menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan, Milkor, dalam ajang International Defence Exhibition & Expo (IDEX) di Abu Dhabi pada Februari 2025. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan performa serta fitur UAV Wulung agar lebih adaptif terhadap kebutuhan pengguna.
Dengan inovasi berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, UAV Wulung siap berkontribusi dalam memperkuat pertahanan, pengawasan maritim, serta kemandirian industri dirgantara nasional.