JAKARTA – Penguatan rupiah terus berlanjut hingga penutupan perdagangan Kamis malam seiring sentimen positif dari pemangkasan suku bunga Federal Reserve bulan Desember.
Data Bloomberg mencatat rupiah menguat tipis sebesar 0,07 persen atau 12 poin hingga berada di level Rp16.676 per dolar AS pada akhir sesi.
Dolar AS melemah setelah The Fed resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin yang membuat ruang penguatan rupiah kembali terbuka setelah sempat tertekan selama sepekan.
“Seperti yang diperkirakan, the memangkas suku bunga menjadi 3,50 persen-3,75 persen. Suku bunga ini merupakan level terendal dalam tiga tahun terakhir,” kata Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, Kamis (11/12/2025).
Bank sentral AS melalui Ringkasan Proyeksi Ekonomi juga memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga kemungkinan hanya terjadi satu kali pada 2026 sebelum memasuki periode normalisasi hingga 2028.
“Ketua the Fed, Jerome Powell mengatakan akan melihat bagaimana dampak pemangkasan suku bunga ini pada perekonomian AS,” ujar Ibrahim.
Pelaku pasar kini menaruh perhatian penuh pada rilis terbaru data klaim pengangguran AS sebagai indikator lanjutan arah ekonomi Amerika.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti laporan Asian Development Bank (ADB) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dari 5 persen menjadi 4,9 persen.
“Begitu pula untuk tahun 2026, revisi dari 5,1 menjadi persen. Proyeksi itu lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,2 persen di tahun 2025 dan 5,4 persen di tahun 2026,” ucap Ibrahim.
ADB menilai revisi ke bawah tersebut dipicu tarif tinggi Amerika Serikat yang meningkatkan ketidakpastian perdagangan dan berpotensi menghambat kinerja ekonomi.
Penurunan proyeksi Indonesia ini sejalan dengan revisi pertumbuhan kawasan ASEAN yang kini diperkirakan hanya mencapai 4,3 persen pada 2025 dan 2026 dari proyeksi awal 4,7 persen.***