JAKARTA – Santos harus menelan kekalahan paling menyakitkan musim ini setelah dihajar Vasco da Gama 6-0 di kandang sendiri pada lanjutan pekan ke-20 Brasileirão 2025.
Laga yang digelar di Stadion Morumbí, São Paulo, Minggu (17/8/2025) itu bukan hanya membuat posisi Santos kian rawan degradasi, tetapi juga meninggalkan luka emosional mendalam bagi Neymar yang tampil penuh namun gagal mengangkat performa tim.
Kemenangan besar ini membawa Vasco da Gama keluar dari zona degradasi, naik ke peringkat 16 dengan koleksi 19 poin.
Sementara itu, Santos yang sebelumnya mencatat tren positif dengan tiga laga tak terkalahkan, justru terpeleset ke posisi 15 dengan 21 poin—hanya unggul tipis dua angka dari zona merah.
Situasi ini membuat tekanan semakin besar terhadap manajemen klub, hingga pelatih Cléber Xavier langsung didepak beberapa menit setelah peluit akhir berbunyi.
Pertandingan sejatinya berlangsung ketat di babak pertama. Vasco hanya unggul tipis lewat gol Lucas Piton di menit ke-18.
Neymar berusaha memimpin reaksi balik Santos, namun frustrasi dan kartu kuning justru membuatnya absen pada laga berikutnya melawan Bahia.
Peluang emas tuan rumah pun sirna setelah penalti Guilherme dianulir wasit karena offside.
Namun, babak kedua menjadi mimpi buruk bagi Santos. Dalam tempo singkat 16 menit, anak asuh Fernando Diniz menggila dengan mencetak lima gol beruntun.
David membuka pesta di menit ke-52, disusul dua gol Philippe Coutinho pada menit ke-54 dan 62, serta eksekusi penalti Rayan Vitor menit ke-60.
Gol keenam ditutup Tchê Tchê pada menit ke-68. Dengan torehan dua gol, Coutinho tampil sebagai bintang lapangan sekaligus menorehkan kemenangan bersejarah bagi Vasco.
Ironisnya, duel ini mempertemukan dua sahabat lama, Neymar dan Coutinho, yang sudah lebih dari dua dekade menjalin persahabatan di lapangan hijau.
Namun, pertemuan kali ini menjadi kontras: Coutinho bersinar terang, sementara Neymar hanya bisa menunduk pilu hingga meneteskan air mata usai kekalahan terbesar dalam kariernya.
Kekalahan telak ini memicu amarah publik Santos. Suporter berteriak “Sungguh memalukan!” hingga “Keluar, pemalas, hormati Santos, tim terbaik di dunia!”.
Tak hanya itu, mereka bahkan menyerukan nama Jorge Sampaoli, mantan pelatih yang masih dikenang positif, seolah menegaskan ketidakpuasan terhadap kondisi klub saat ini.
Dengan hasil ini, Santos harus segera bangkit bila tak ingin terjerembap lebih dalam ke jurang degradasi.
Sementara Vasco da Gama bisa bernafas lega, meski perjuangan masih panjang untuk benar-benar selamat dari persaingan papan bawah Brasileirão 2025.***