GAZA, PALESTINA – Warga Palestina di seluruh Jalur Gaza merayakan dengan penuh suka cita atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pada Rabu (15/1).
Setelah lebih dari 460 hari konflik, kedua belah pihak akhirnya menyetujui penghentian tembak-menembak. Perdana Menteri Qatar, Syekh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, mengumumkan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku pada Ahad (19/1).
Mendengar kabar itu, warga Palestina menunjukkan kegembiraan mereka dengan air mata kebahagiaan dan seruan “Allahu Akbar!”
“Saya senang, ya, saya menangis, tetapi ini adalah air mata kebahagiaan,” ujar Ghada, seorang ibu lima anak yang mengungsi dari Kota Gaza selama 15 bulan terakhir konflik.
“Kami terlahir kembali, dengan setiap jam penundaan Israel melakukan pembantaian baru, saya harap semuanya segera berakhir,” tambahnya melalui aplikasi obrolan kepada Reuters dari tempat penampungan di Deir Al-Balah, Gaza tengah.
Di Khan Younis, para pemuda menyambut kabar ini dengan memukul rebana, meniup terompet, dan menari di jalanan. Perayaan ini terjadi beberapa menit setelah pengumuman kesepakatan yang dirundingkan di Doha, Qatar.
Kesepakatan tersebut mencakup fase awal gencatan senjata selama enam minggu serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.
Selain itu, perjanjian ini mengatur pembebasan sandera Israel yang ditahan Hamas dengan imbalan pelepasan tahanan Palestina di Israel, ungkap seorang pejabat yang terlibat dalam negosiasi kepada Reuters.