Kejadian ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11) lalu masih menjadi sorotan nasional. Insiden yang terjadi tepat saat salat Jumat ini menewaskan nol korban jiwa, tapi melukai puluhan siswa dan staf sekolah. Hingga hari ini, polisi terus mendalami motif, sementara pemerintah fokus pada pemulihan korban.
Kronologi Singkat: Apa yang Terjadi?
Ledakan pertama meletus sekitar pukul 12.15 WIB di area masjid sekolah, saat khutbah Jumat kedua sedang berlangsung. Saksi mata mendengar suara keras diikuti kepulan asap, memicu kepanikan di kalangan siswa dan guru. Tak lama, ledakan kedua terjadi di kantin belakang sekolah. Total, setidaknya dua ledakan ini berlangsung dalam waktu singkat, membuat siswa berlarian ke UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) sambil membawa teman yang terluka.
SMA Negeri 72 terletak di kompleks perumahan TNI AL, yang membuat keamanan langsung diperketat. Polisi memasang garis polisi, dan tim Gegana (penjinak bom) menyisir lokasi untuk antisipasi ledakan susulan. Akses jalan ke sekolah ditutup sementara, dan siswa dievakuasi ke tempat aman.
Korban dan Perawatan Medis
Total korban luka mencapai 96 orang, terdiri dari siswa dan staf sekolah. Awalnya, laporan menyebut 54 korban, tapi data terbaru dari Polda Metro Jaya menunjukkan angka lebih tinggi. Dari jumlah itu:
- 21 siswa sudah dipulangkan setelah perawatan ringan.
- 33 masih dirawat di rumah sakit, dengan 4 di antaranya menjalani operasi.
- 29 korban dirawat di tiga RS utama: RS Yarsi Cempaka Putih, RS Islam Jakarta, dan RS lainnya.
- Satu korban (termasuk terduga pelaku) masih di ruang ICU, menunjukkan kondisi serius.
Terduga Pelaku: Siswa Kelas 12 yang Pendiam
Polisi telah mengamankan satu terduga pelaku, seorang siswa kelas 12 berusia 17 tahun dari sekolah yang sama. Ia dikenal sebagai pribadi pendiam dan sering menyendiri di kelas. Motif diduga terkait bullying yang dialaminya, meski polisi masih mendalami. Saat ini, pelaku dirawat di ICU karena luka akibat ledakan, dan statusnya sebagai tersangka belum final.
Pada Sabtu (8/11), polisi geledah rumah pelaku di Cilincing, Jakarta Utara. Temuan awal: dua benda mirip senjata api (AK-47 dan pistol Glock), plus barang bukti lain seperti bahan peledak rakitan. Kapolri Listyo Sigit Prabowo konfirmasi pelaku bagian dari sekolah, dan penyelidikan fokus pada sumber ledakan—diduga bom rakitan dari perangkat sound system masjid yang dimodifikasi.
Penyelidikan dan Respons Pemerintah
Polda Metro Jaya bentuk tim khusus untuk olah TKP (tempat kejadian perkara). Hingga 9 November, penyidikan masih berlangsung, termasuk pemeriksaan saksi dan analisis forensik. Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri bilang, “Kami dalami motif dan pastikan tidak ada jaringan lain.” TNI AL, sebagai pemilik kompleks, kerjasama penuh dengan polisi.
Pemerintah pusat respons cepat: Kementerian HAM siapkan pemulihan korban, sementara posko bantuan dibuka di dua RS. Menteri Pendidikan juga janji evaluasi keamanan sekolah nasional.




