Banjir menjadi isu klasik di Jakarta, terutama ketika musim hujan tiba dan banjir kiriman dari kawasan hulu seperti Bogor datang menerjang. Pada Debat Ketiga Pilkada Jakarta 2024, calon Gubernur Jakarta, Dharma Pongrekun, memiliki pandangan terkait penanganan banjir yang tidak hanya sebatas penanggulangan, tetapi juga pengelolaan yang bijaksana.
Menurut Dharma Pongrekun, banjir kiriman dari Bogor adalah masalah klasik yang memerlukan penanganan menyeluruh dari hulu ke hilir. Artinya, pengelolaan air harus dimulai dari kawasan pegunungan dan sungai di Bogor hingga mencapai dataran rendah Jakarta. Upaya ini melibatkan koordinasi lintas wilayah dan program terpadu yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Dharma menggarisbawahi pentingnya menyiapkan kolam pipi monyet di beberapa titik strategis. Kolam ini berfungsi sebagai wadah penampung air sementara yang bisa membantu mengurangi debit air di kawasan hilir ketika intensitas hujan tinggi.
Dharma Pongrekun juga memandang banjir adalah tanda alam mencari keseimbangan. “Banjir tidak perlu dianggap sebagai musibah, tetapi sebagai rezeki dari Tuhan,” kata Dharma dalam debat Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Dharma adalah kemandirian warga Jakarta dalam mendapatkan air bersih dan air minum. Menurutnya, masyarakat Jakarta membutuhkan sistem yang memungkinkan mereka untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan air. Ini termasuk pengembangan sistem penyimpanan dan pengolahan air hujan agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Dharma juga menyoroti bahwa dengan kemandirian air, Jakarta tidak hanya bisa mengurangi risiko banjir tetapi juga mengatasi krisis air bersih yang kerap terjadi saat musim kemarau. Upaya ini memerlukan kebijakan yang mendorong pembangunan sumur resapan, waduk, dan kolam retensi yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan air kota.