SIGLI – Efek pandemi memang sudah banyak mengubah hal dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam kegiatan belajar mengajar. Semenjak melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia kegiatan belajar mengajar ditiadakan, diganti dengan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diantaranya dengan memanfaatkan jaringan internet alias daring melalui perangkat gawai seperti ponsel atau komputer.
Sayangnya, tidak seluruh siswa bisa menerapkan pelajaran secara daring ini, beberapa keterbatasan menjadi penghalang proses belajar mengajar jarak jauh, seperti jaringan internet dan fasilitas gawai itu sendiri.
Keterbatasan inilah yang kemudian mendorong para guru di SMP negeri 16 Sigi, Sulawei Tengah untuk mendatangi rumah para siswa yang memiliki permasalahan seperti itu, apalagi kendala internet yang masih sulit dijangkau di desa mereka menjadi alasan yang kuat.
“Akses internetnya yang susah, seperti yang kita sampaikan pada Humas tapi menggunakan daring ini juga tidak semua sekolah, karena terbatasan dana.” ujar Andi Arno, Kepala Bidang Pendidik Dasar Dinas pendidikan dan Kebudayaan Sigi.
Saat mendatangi rumah siswa, sejumlah tanaga pelajar membagikan modul yang berisi materi pembelajaran dan soal untuk melatih kemampuan para murid. Kegiatan ini dilakukan guru secara rutin tiga kali dalam satu minggu.
Selain itu letak geografis juga menjadi salah satu permasalahan para guru yang mendatangi rumah siswa, mengingat tak sedikit siswa yang tinggal cukup jauh, beberapa bahkan ada yang tinggal di luar Kabupaten Sigi. Untuk hal ini pihak sekolah memperbolehkan para guru menggunakan dana bantuan operasinal sekolah atau BOS untuk membiayai perjalanan guru saat mendatangi rumah siswa.