JAKARTA – Tottenham Hotspur resmi mengangkat Thomas Frank sebagai pelatih kepala terbaru mereka, menggantikan Ange Postecoglou yang didepak setelah performa buruk di Liga Inggris musim lalu.
Pelatih asal Denmark itu dikontrak hingga 2028 dan akan mulai bekerja pada musim 2025/26.
Kabar ini diumumkan langsung oleh pihak klub dalam pernyataan resminya, Jumat (13/6/2025).
“Kami dengan senang hati mengumumkan penunjukan Thomas Frank sebagai pelatih kepala baru dengan kontrak hingga 2028,” demikian bunyi pengumuman Tottenham melalui laman resminya.
Keputusan ini diambil usai Tottenham mengalami penurunan drastis di kompetisi domestik.
Meskipun di bawah Postecoglou Spurs berhasil menyabet gelar Liga Europa 2024/25 dan mengakhiri paceklik trofi selama 17 tahun, posisi akhir di Liga Inggris yang nyaris terdegradasi menjadi alasan utama pemecatan pelatih asal Australia tersebut.
Thomas Frank dinilai sebagai figur ideal untuk membangun ulang stabilitas tim.
Daniel Levy, Ketua Tottenham, memuji karakter kepelatihan Frank yang terbukti sukses dalam merancang tim berkarakter kuat.
“Thomas telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membangun tim yang terorganisir, kompetitif, dan beridentitas kuat. Kami yakin dia sosok yang tepat untuk membawa klub melangkah ke level berikutnya,” ujar Levy.
Frank datang dengan bekal pengalaman solid di sepak bola Inggris, terutama lewat kiprahnya bersama Brentford.
Sejak mengambil alih kursi pelatih pada Oktober 2018, ia sukses mengubah Brentford dari tim medioker Championship menjadi kekuatan baru di Premier League.
Di musim terakhirnya, ia membawa The Bees finis di peringkat ke-10, hasil terbaik klub sejak promosi ke kasta tertinggi.
Pria 51 tahun ini memulai karier di Brentford sebagai asisten pelatih pada 2016.
Dalam tujuh tahun terakhir, ia merancang pembangunan tim secara progresif dan konsisten.
Sejak promosi ke Premier League pada 2021, Brentford asuhannya tidak pernah terdegradasi, dengan pencapaian klasemen akhir berturut-turut di posisi 13, 9, 16, dan 10.
Tottenham berharap penunjukan Frank tak hanya sekadar regenerasi pelatih, tetapi juga titik awal perubahan budaya dan pencapaian jangka panjang.
Klub London Utara ini ingin kembali bersaing di papan atas Liga Inggris sekaligus mempertahankan konsistensi di kompetisi Eropa.***