Nama Timur Kapadze, pelatih berprestasi asal Uzbekistan, semakin santer dikaitkan dengan kursi kosong pelatih Timnas Indonesia senior. Setelah resmi berpisah dengan Timnas Uzbekistan pada awal November ini, pria berusia 44 tahun itu secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk memimpin skuad Garuda.
Pernyataannya yang tegas, “Saya siap memimpin tim nasional Indonesia. Saat ini saya bebas dan menunggu tawaran,” langsung menjadi sorotan media Uzbekistan seperti Zamin.uz dan menjadi harapan baru bagi pecinta sepak bola Tanah Air yang kecewa dengan kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026 di bawah Patrick Kluivert.
Kapadze bukan nama asing bagi pengamat sepak bola Asia. Lahir pada 5 September 1981 di Fergana, Uzbekistan (dengan darah Georgia mengalir di nadinya), ia memulai karier sebagai pemain profesional di klub seperti Pakhtakor Tashkent dan Bunyodkor, di mana ia menjadi kapten dan bermain bersama bintang seperti Rivaldo.
Sebagai pemain Timnas Uzbekistan dari 2002 hingga 2015, Kapadze tampil di empat edisi Piala Asia, mencetak gol krusial, dan menjadi wakil kapten. Transisi ke pelatihan dimulai pada 2018 ketika ia menangani tim senior secara interim, sebelum fokus pada tim muda seperti U-19, U-21, dan U-23.
Puncak prestasinya datang pada 2025, ketika Kapadze diangkat sebagai pelatih kepala Timnas Uzbekistan menggantikan Srecko Katanec. Di bawah asuhannya, “White Wolves” mencetak sejarah dengan lolos ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kali—prestasi yang membuatnya diakui sebagai arsitek kebangkitan sepak bola Uzbekistan.
Selain itu, ia memenangkan CAFA Nations Cup dan meraih perunggu di Asian Games 2023 dengan tim U-23. Namun, ironisnya, kesuksesan itu justru membuatnya digantikan oleh Fabio Cannavaro pada Oktober 2025, dengan alasan “kurangnya daya tarik bintang” meski rekam jejaknya solid (win rate di atas 50% dari lebih 70 laga).
Media internasional seperti Goal Media dan Kursiv Media Uzbekistan juga melaporkan Kapadze sebagai kandidat utama PSSI, di samping nama seperti Thomas Doll dan Jesus Casas. Keunggulannya? Pengalaman membangun tim muda yang disiplin dan intens, mirip kebutuhan Timnas Indonesia yang kaya talenta muda tapi kurang konsistensi. “Indonesia punya potensi besar, seperti Uzbekistan dulu. Saya ingin tantangan baru untuk tambah pengalaman,” tegas Kapadze dalam wawancara UZA.