JAKARTA – Ratusan rakyat pribumi melancarkan perlawanan sengit terhadap penjajah Belanda pada 19 Juni 1859 dalam sebuah serangan terkoordinasi yang dipimpin tokoh adat dan ulama di wilayah Banjar. Kalimantan Selatan.
Pada pertengahan abad ke-19 Belanda memperkuat pengaruhnya di wilayah Kalimantan Selatan dengan tujuan menguasai sumber daya alam dan jalur perdagangan. Upaya tersebut ditentang keras oleh rakyat setempat setelah penjajah memberlakukan pajak berat dan melanggar adat istiadat yang berlaku.
Perlawanan mencapai puncaknya pada 19 Juni 1859 ketika pasukan rakyat Banjar melakukan serangan terkoordinasi ke sejumlah pos Belanda. “Perang ini dipicu oleh penindasan Belanda terhadap rakyat pribumi termasuk eksploitasi ekonomi dan pelanggaran terhadap adat istiadat setempat” seperti dikutip dari Okezone.
Pertempuran 19 Juni: Simbol Keberanian Rakyat Banjar
Dalam pertempuran tersebut pejuang pribumi menggunakan senjata tradisional seperti tombak keris dan senapan sederhana. Mereka menghadapi pasukan Belanda yang dilengkapi persenjataan modern namun tidak kehilangan semangat juang.
“Rakyat Banjar menunjukkan keberanian luar biasa. Mereka rela mengorbankan nyawa demi mempertahankan martabat dan tanah air” tulis sejarawan dalam catatan yang dikutip Okezone. Pertempuran ini merupakan bagian dari Perang Banjar yang lebih luas yang dipimpin oleh Pangeran Antasari seorang tokoh kharismatik dan simbol perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Warisan dan Dampak Sejarah 19 Juni
Meski akhirnya Belanda berhasil menekan perlawanan di sejumlah wilayah semangat juang rakyat Banjar tetap menyala. Peristiwa 19 Juni menjadi pengingat bahwa rakyat Indonesia pernah bangkit melawan penjajah meski dalam keterbatasan. Perlawanan ini memperkuat identitas nasional dan rasa bangga terhadap warisan budaya lokal.
Hingga kini peristiwa heroik tersebut masih diperingati dalam berbagai kegiatan budaya dan pendidikan di Kalimantan Selatan. Nama Pangeran Antasari diabadikan dalam nama jalan sekolah hingga monumen sebagai penghormatan terhadap perjuangan rakyat.
Inspirasi Bagi Generasi Muda
Kisah perjuangan 19 Juni bukan sekadar catatan sejarah tetapi juga teladan bagi generasi muda Indonesia. Semangat pengorbanan dan cinta tanah air menjadi nilai penting dalam menjaga persatuan serta melawan ketidakadilan masa kini.
“Kita harus belajar dari sejarah bahwa kebebasan tidak datang dengan mudah. Perjuangan leluhur kita adalah cermin bagi kita untuk tetap bersatu melawan segala bentuk penindasan” ujar seorang budayawan Banjar.
Peristiwa 19 Juni 1859 di Kalimantan Selatan merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan Belanda. Semangat perlawanan rakyat Banjar di bawah pimpinan tokoh seperti Pangeran Antasari harus terus dikenang dan dijadikan inspirasi dalam membangun bangsa yang merdeka adil dan bermartabat.
Perang Banjar Pangeran Antasari Perjuangan Pribumi Kalimantan Selatan Sejarah Indonesia 19 Juni 1859 Penjajahan Belanda




