GAZA, PALESTINA – Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, beserta istri dan anak-anaknya, dilaporkan syahid akibat serangan udara Israel yang menghantam kediaman mereka di kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza, pada Rabu, 2 Juli 2025. Insiden ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia dan organisasi kemanusiaan internasional.
Dokter Kemanusiaan yang Berdedikasi
Dr. Marwan Al-Sultan bukan hanya dokter biasa. Sebagai ahli jantung ternama, ia menjadi salah satu pilar utama pelayanan kesehatan di Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan. Ia dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah memperjuangkan keselamatan pasien dan tim medis, bahkan ketika Rumah Sakit Indonesia berulang kali menjadi sasaran serangan militer Israel sejak Oktober 2023.
“Dengan penuh duka yang mendalam, saya sampaikan berita yang memilukan tentang gugurnya dr. Marwan Sultan dan keluarganya, setelah terjadi serangan langsung di rumah mereka,” ujar pernyataan resmi dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), organisasi kemanusiaan yang turut mengelola RS Indonesia.
Menurut laporan, serangan udara tersebut menewaskan total sembilan warga Palestina, termasuk dr. Marwan, istri, anak perempuan, dan menantu laki-lakinya. Jenazah mereka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, seperti dikonfirmasi oleh kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Kecaman dari Indonesia dan Dunia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan duka cita mendalam sekaligus kecaman atas serangan tersebut.
“Indonesia turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” tulis Kemlu RI di akun resmi X mereka, @Kemlu\_RI, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta juga mengungkapkan kesedihan mendalam. “Kita semua berduka dan kehilangan atas wafatnya Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, beserta keluarganya hari ini,” ujarnya. “Dr. Marwan dan keluarganya bertahan hingga titik darah penghabisan, di tempat perjuangan yang telah berulang kali dibom dan dihancurkan,” tambahnya.
Di tingkat internasional, Council on American-Islamic Relations (CAIR), kelompok advokasi Muslim di Amerika Serikat, turut mengutuk keras tindakan Israel. “Kami mengutuk keras pembunuhan pemerintah Israel terhadap Marwan Al-Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, bersama keluarganya,” kata Direktur CAIR, Edward Ahmed Mitchell, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Dampak Besar bagi Layanan Kesehatan Gaza
Kehilangan dr. Marwan Al-Sultan, yang disebut sebagai salah satu dari dua ahli jantung tersisa di Gaza, menjadi pukulan telak bagi sistem kesehatan yang sudah rapuh di wilayah tersebut. “Pembunuhan Dr. Marwan al-Sultan oleh militer Israel merupakan kerugian yang sangat besar bagi Gaza dan seluruh komunitas medis, dan akan berdampak buruk pada sistem perawatan kesehatan Gaza,” ungkap Direktur Health Workers Worldwide (HWW), Muath Alser.
Dr. Marwan dikenal sebagai sumber informasi utama yang melaporkan kondisi warga Palestina di Gaza Utara. Ia kerap meminta dunia internasional untuk menjamin keselamatan tim medis, terutama saat RS Indonesia dikepung atau diserang. Dalam salah satu pesan terakhirnya, ia menyerukan, “Yang kami butuhkan adalah Indonesia dan warganya menekan agar pihak Israel memberlakukan gencatan senjata.”
Seruan Gencatan Senjata
Tragedi ini kembali menyoroti urgensi gencatan senjata di Gaza. Hingga Juli 2025, lebih dari 56.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat agresi militer Israel yang dimulai sejak Oktober 2023. Indonesia terus memantau kondisi RS Indonesia di Gaza dan kembali menyerukan penghentian kekejaman serta gencatan senjata segera.
“Indonesia terus memonitor dari dekat perkembangan RS Indonesia di Gaza. Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan senjata segera di Palestina,” tegas Kemlu RI.
Warisan Dr. Marwan Al-Sultan
Kepergian dr. Marwan meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi rekan sejawat, tetapi juga bagi masyarakat Gaza yang mengenal dedikasinya. “Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan tempat terbaik di sisi-Nya bagi dr. Marwan dan keluarganya,” tulis MER-C dalam pernyataan resminya.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pengorbanan para pekerja kemanusiaan di zona konflik dan urgensi dunia untuk bertindak menghentikan kekerasan di Gaza. Dr. Marwan Al-Sultan, seorang pahlawan kemanusiaan, kini telah syahid, tetapi semangat perjuangannya akan terus dikenang.