TOKYO, JEPANG – Seorang warga negara Indonesia (WNI) tewas dalam insiden runtuhnya sebuah gedung di Tokyo, Jepang, Rabu (16/7/2025), yang juga menyebabkan sejumlah korban luka.
Menurut laporan resmi dari otoritas Jepang, insiden tersebut terjadi pada Rabu (16/7/2025) di sebuah lokasi konstruksi di Tokyo. Gedung yang sedang dalam tahap pembangunan tiba-tiba ambruk, menimbulkan kepanikan di sekitar lokasi.
“Satu WNI dinyatakan tewas dalam peristiwa ini,” kata pernyataan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, sebagaimana dikutip pada Kamis (17/7/2025).
Hingga saat ini, identitas korban belum diumumkan karena pihak keluarga masih dalam proses pemberitahuan.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi awal, gedung yang runtuh merupakan proyek bangunan komersial yang sedang dalam tahap penyelesaian struktur utama. Penyebab pasti ambruknya gedung masih dalam penyelidikan, namun dugaan sementara mengarah pada kegagalan struktural atau pelanggaran prosedur keselamatan. Selain satu WNI yang menjadi korban jiwa, beberapa pekerja lain dilaporkan mengalami luka-luka.
“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang di Jepang untuk memastikan penanganan yang tepat bagi korban dan keluarganya,” ujar juru bicara KBRI Tokyo.
Pihak kedutaan juga menyampaikan bahwa mereka memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta memantau perkembangan investigasi.
Respons dan Upaya Penyelamatan
Tim penyelamat segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban yang terjebak di reruntuhan. Operasi penyelamatan berlangsung hingga malam hari, dengan tantangan besar akibat puing-puing bangunan yang berserakan. Otoritas setempat juga telah membentuk tim investigasi untuk mengusut penyebab pasti dari insiden ini.
Menteri Luar Negeri RI, melalui pernyataan tertulis, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kejadian ini. “Kami turut berduka cita atas meninggalnya salah satu WNI dalam insiden tragis ini. Pemerintah Indonesia akan terus memberikan dukungan kepada keluarga korban,” tulis pernyataan tersebut.
Sorotan pada Keselamatan Konstruksi
Peristiwa ini kembali memicu diskusi tentang standar keselamatan di sektor konstruksi, terutama di Jepang yang dikenal ketat dalam regulasi bangunan. Beberapa pihak mendesak adanya audit menyeluruh terhadap proyek-proyek konstruksi serupa untuk mencegah tragedi berulang. “Insiden seperti ini seharusnya tidak terjadi di negara dengan teknologi canggih seperti Jepang,” kata seorang analis infrastruktur di Tokyo, yang enggan disebutkan namanya.
Dampak pada Komunitas WNI
Komunitas WNI di Jepang, yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, turut merasakan dampak emosional dari kejadian ini. Beberapa organisasi diaspora menyatakan akan mengadakan doa bersama untuk menghormati korban dan memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan.
Pihak KBRI mengimbau WNI di Jepang untuk tetap waspada dan mematuhi peraturan keselamatan di tempat kerja. “Kami juga mendorong seluruh WNI untuk segera melapor jika menghadapi situasi darurat,” tambah juru bicara KBRI.
Langkah ke Depan
Saat ini, pihak berwenang Jepang masih melanjutkan penyelidikan untuk menentukan apakah ada kelalaian dalam proyek tersebut. Hasil investigasi diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Sementara itu, KBRI Tokyo berkomitmen untuk memastikan hak-hak korban, termasuk kompensasi, dapat dipenuhi sesuai hukum yang berlaku.
Tragedi ini menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi pekerja migran di luar negeri, sekaligus menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam menegakkan standar keselamatan kerja. Untuk perkembangan lebih lanjut, pantau terus informasi resmi dari otoritas terkait.




