SUMUT – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menimbulkan dampak besar bagi masyarakat. Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa terus bertambah, dengan 744 orang dilaporkan meninggal dunia dan 551 lainnya masih hilang.
Selain itu, sebanyak 2.564 warga mengalami luka-luka, sementara sekira 1,1 juta orang harus mengungsi ke tempat-tempat aman, menurut laporan resmi BNPB.
Bencana yang terjadi di 50 kabupaten ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. BNPB mencatat ada 3.600 unit rumah mengalami kerusakan berat, 2.100 unit rumah rusak sedang, dan 3.700 unit rusak ringan. Tidak hanya perumahan, fasilitas pendidikan dan jembatan juga terdampak. Sebanyak 323 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan, sementara 299 jembatan mengalami rusak berat hingga sedang.
“Penanganan darurat sedang dilakukan secara maksimal untuk mengevakuasi korban, memberikan layanan medis, dan memastikan kebutuhan pokok pengungsi terpenuhi.” tulis BNPB
Pemerintah daerah bersama BNPB telah menyiapkan posko pengungsian dan pusat bantuan di wilayah terdampak. Tim SAR, relawan, serta personel TNI dan Polri terjun langsung ke lokasi untuk membantu evakuasi warga terdampak.
Sementara itu, pihak berwenang juga mengimbau masyarakat di daerah rawan longsor dan banjir untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi demi keselamatan. Kondisi cuaca yang ekstrem diperkirakan masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan, sehingga mitigasi risiko menjadi prioritas utama.
Bencana banjir dan longsor di Sumatera ini menjadi peringatan penting mengenai dampak perubahan iklim dan perlunya kesiapsiagaan bencana. BNPB menekankan bahwa koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menangani bencana berskala besar seperti ini.