KALBAR – Maraknya balap liar membuat Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengambil tindakan tegas. Tjhai mengirim pelaku balap liar, sebagian besar remaja, ke Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) XII/Tanjungpura untuk pembinaan karakter dan kedisiplinan. Langkah ini bertujuan mengubah perilaku mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Aksi balap liar sering terjadi pada dini hari, antara pukul 00.00 hingga 02.00 WIB, mengganggu istirahat warga. “Balapan mereka dilakukan di jam-jam orang ingin istirahat, seperti pukul 12 malam hingga 2 dini hari. Ini sangat mengganggu kenyamanan warga, terutama yang tinggal di sekitar lokasi balap liar,” ungkap Tjhai Chui Mie.
Pembinaan ini lebih dari sekadar hukuman; tujuannya adalah membentuk karakter dan kedisiplinan. Para pelaku akan tinggal sementara di kamp Rindam dan mengikuti kegiatan yang melibatkan TNI, Polri, dan Pemerintah Kota Singkawang. “Anak-anak ini akan menjalani pembekalan bela negara yang dipandu oleh TNI dan Polri,” jelas Tjhai Chui Mie.
Pembinaan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, disiplin, dan cinta terhadap keluarga serta kota mereka. Letnan Infanteri Mahmudi dari Rindam XII/Tanjungpura menegaskan bahwa program ini tidak bersifat militeristik, melainkan berfokus pada pembentukan karakter. “Mereka hanya ingin menunjukkan jati diri, tapi arahnya salah. Kami akan membina mereka agar memiliki pemahaman baru tentang kedisiplinan, tanggung jawab, serta rasa cinta terhadap diri sendiri, keluarga, dan Kota Singkawang,” tegas Mahmudi.
Sebelum mengambil langkah ini, Pemerintah Kota Singkawang menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Satpol PP, dan perwakilan Rindam XII/Tanjungpura. Pertemuan ini juga melibatkan orang tua para pelaku untuk memastikan dukungan penuh dari keluarga. Tjhai Chui Mie berencana turun langsung sebagai narasumber dalam program pembinaan ini.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mengarahkan para remaja ke jalan yang lebih produktif. “Intinya, mereka harus merasakan kedisiplinan. Bangun pagi, mengikuti kegiatan terstruktur, dan belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri,” tambah Tjhai.
Kebijakan ini terinspirasi oleh program serupa yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang mengirim pelajar bermasalah ke barak militer untuk pembinaan disiplin sejak 2 Mei 2025. Program tersebut berhasil membentuk karakter anak-anak melalui rutinitas harian yang ketat. Tjhai Chui Mie melihat pendekatan ini relevan untuk menangani masalah balap liar di Singkawang.
Dengan program ini, Pemerintah Kota Singkawang berharap pelaku balap liar dapat berubah menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, serta mengurangi gangguan ketertiban umum. “Mereka adalah aset bangsa yang perlu diarahkan ke jalan yang benar,” ujar Letnan Infanteri Mahmudi.
Langkah tegas namun manusiawi ini diharapkan menjadi solusi bagi warga Singkawang yang mendambakan ketenangan. Diharapkan juga, pembinaan ini tidak hanya mengubah perilaku para pelaku, tetapi menginspirasi daerah lain untuk mengatasi kenakalan remaja dengan pendekatan yang konstruktif.