Live Program UHF Digital

Wamendagri Pacu Swasembada Pangan, Mulai dari Bogor

JAKARTA – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menggalang langkah bersama para kepala daerah untuk mewujudkan target swasembada pangan pada 2027, dengan titik awal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Kementerian Dalam Negeri meminta seluruh kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota, terutama di wilayah strategis yang berpotensi menjadi lumbung pangan, untuk mengumpulkan data,” ujar Bima saat meninjau irigasi di Ciseeng, Bogor, Jumat.

Bima menyusuri sejumlah lahan irigasi di Kecamatan Ciseeng, mulai dari Desa Cibadak hingga Desa Ciseeng, yang menjadi prioritas perbaikan. Irigasi di wilayah ini sebagian besar mengaliri budidaya ikan hias dan ikan konsumsi.

Ia menyebutkan, salah satu strategi yang dicanangkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan untuk mencapai swasembada pangan adalah membangun dan merehabilitasi kawasan irigasi. Berdasarkan data, Indonesia memiliki sekitar tiga juta hektare lahan irigasi.

“Ada sekitar Rp190 triliun lebih alokasi dari Menko Pangan untuk mendukung swasembada pangan, dan Rp12 triliun di antaranya untuk irigasi,” kata Bima.

Langkah rehabilitasi irigasi meliputi pembangunan turap sepanjang aliran serta normalisasi sedimentasi yang menghambat aliran air.

“Pendataan sudah dilakukan, anggaran tersedia, dan kami ingin bergerak cepat. Prioritasnya memang persawahan, tetapi saya melihat kebutuhan perikanan juga penting. Ini akan dibahas lebih lanjut di tingkat Menko,” tambahnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, yang turut mendampingi Wamendagri, mengungkapkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki enam wilayah prioritas rehabilitasi saluran irigasi.

“Tadi kami hitung secara sederhana, Rp29 miliar diperlukan untuk perbaikan di enam lokasi tersebut,” kata Ajat.

Enam wilayah itu meliputi Cidurian Sending di Kecamatan Jasinga (482 hektare), Cidurian Sodong di Kecamatan Jasinga (771 hektare), Cihoe Cokompeni di Kecamatan Cariu (1.486 hektare), Cipangingkis Leungsir 1 di Kecamatan Jonggol (703 hektare), Sasak di Kecamatan Ciseeng (1.018 hektare), dan Cibeuteung di Kecamatan Ciseeng (294 hektare).

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *