JATIM – Kericuhan mewarnai karnaval budaya Bersih Desa 2025 di Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Minggu (13/7), diduga dipicu keluhan warga terkait suara sound horeg yang terlalu keras.
Dalam rekaman yang diunggah akun Instagram @malangraya\_info, terlihat sejumlah warga dan peserta karnaval terlibat adu mulut hingga saling dorong di tengah arak-arakan pawai. Beberapa orang berusaha menenangkan situasi agar keributan tidak merembet lebih jauh.
“Berdasarkan informasi awal, sempat terjadi perseteruan antara warga dan peserta karnaval di Mulyorejo, Sukun, Kota Malang pada hari Minggu, 13 Juli 2025,” tulis akun @malangraya\_info dalam keterangannya.
Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan warganet, kericuhan berawal dari keluhan seorang warga yang meminta volume sound horeg sound system berdaya besar dikecilkan. Pasalnya, suara keras tersebut mengganggu warga sekitar, terutama karena ada warga yang sedang sakit di kawasan tersebut.
Penjelasan Lurah dan Penyelesaian Damai
Lurah Mulyorejo, Siswanto Heru Suparnadi, membenarkan adanya insiden tersebut saat dikonfirmasi pada Senin, 14 Juli 2025. Ia menjelaskan bahwa pawai budaya tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Bersih Desa 2025, yang mencakup festival budaya pada 13 Juli dan akan ditutup dengan pertunjukan ludruk Kartolo Cs serta wayang kulit pada Selasa malam, 15 Juli 2025.
“Penangananya sudah selesai. Kalau penyelesaian secara damainya nanti setelah Bersih Desa. Pas wayangan nanti kita satukan, cari solusi lah yang terbaik,” ujar Siswanto.
Ia menambahkan bahwa rencananya, pihak-pihak terkait, termasuk Ketua RT, RW, dan panitia acara, akan dipertemukan setelah rangkaian acara selesai untuk mencari solusi terbaik. Meski begitu, Siswanto mengaku belum mengetahui pasti penyebab kericuhan. Ia hanya mendengar bahwa suara sound system yang terlalu keras menjadi pemicu.
“Ya namanya sound kan begitu. Kemarin kan ya sudah diinformasikan, ya jangan sampai dibunyikan di depan rumahnya orang,” imbuhnya.
Polisi Turun Tangan
Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Rusdiyanto, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan penanganan awal terkait insiden ini. Saat ini, polisi masih menelusuri kronologi dan penyebab pasti kericuhan tersebut.
“Penanganannya sudah. Untuk kronologi lengkapnya masih proses, nanti saya update kan,” katanya singkat.
Antisipasi di Masa Depan
Kericuhan ini menjadi pengingat pentingnya koordinasi yang baik dalam penyelenggaraan acara publik, terutama terkait penggunaan sound system di lingkungan permukiman. Warga setempat berharap kejadian serupa tidak terulang, dan panitia dapat lebih memerhatikan kenyamanan lingkungan sekitar.