JAKARTA – Wacana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk memperpanjang jam operasional perpustakaan di Jakarta hingga pukul 23.00 WIB disambut antusias oleh masyarakat. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi pelajar, sekaligus memberikan ruang lebih bagi warga untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Resya, seorang warga Jakarta berusia 23 tahun, menyatakan setuju dengan rencana tersebut. Menurutnya, jika perpustakaan buka lebih lama, dia bisa lebih leluasa menghabiskan waktu untuk belajar atau sekadar mencari ketenangan setelah bekerja.
“Sangat setuju kalau rencananya gitu, apalagi kalau setiap hari sampai malam, tidak hanya weekend,” ujar Resya saat ditemui di Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2025).
Ia mengungkapkan bahwa setelah seharian bekerja, sering kali dia ingin mencari tempat tenang untuk melepas penat, dan perpustakaan menjadi pilihan. Namun, jam operasional yang terbatas seringkali membuatnya tidak bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.
“Kadang kalau pulang kerja butuh healing, tapi di tempat yang tenang, perpustakaan gini jadi opsi. Selain weekend kan cuma sampai sore aja (buka-nya),” tambahnya.
Meskipun mendukung penuh wacana ini, Resya menyarankan agar ada perhatian khusus terhadap aspek pengawasan dan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan, mengingat operasional yang lebih lama bisa menambah tantangan.
“Pengawasannya tentu, keamanan. Kalau malam kan agak rentan karena gelap, mungkin pencahayaannya diperhatikan, petugas yang patroli juga harus ada,” ujarnya. “Soal petugas juga penting diperhatikan, karena operasionalnya ditambah jangan sampai petugas yang jadi korban, pengaturan SDM-nya lah,” sambungnya.
Pendapat serupa disampaikan oleh Leta (22), yang memuji rencana tersebut, khususnya bagi mereka yang membutuhkan ruang belajar atau bekerja hingga malam hari.
“Menurut aku nggak apa kalau sampai jam 11 malam. Kadang kalau misalnya orang kuliah sambil kerja gitu sampai sore, terus dia masih mau belajar lagi, perlu banget,” kata Leta.
Namun, Leta juga menekankan pentingnya penataan layanan dan pengawasan yang lebih ketat pada malam hari. “Kalau malam harus lebih diawasi lagi. Soalnya takutnya lebih ramai malam hari,” tuturnya. “Kalau ramai, kurang kondusif sih menurut aku. Kalau dikondisiin lagi kayaknya biar orangnya nggak seramai ini,” imbuhnya, dilansir dari detik.
Sebelumnya, Gubernur Pramono Anung menyatakan bahwa perpanjangan jam buka perpustakaan ini adalah bagian dari program 100 hari kerjanya untuk meningkatkan akses pendidikan di Jakarta. “Perpustakaan akan kami buka sampai malam, mungkin jam 10 atau jam 11. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta pada Jumat (2/5/2025).
Pramono juga menambahkan bahwa peningkatan akses ke fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, taman, dan museum merupakan bagian dari komitmennya untuk menciptakan keadilan sosial di bidang pendidikan. “Yang kami akan segera selesaikan adalah hal menyangkut taman, museum juga akan kami buka tidak hanya sampai dengan jam 5 sore, termasuk perpustakaan,” jelasnya.