Agar ibadah puasa tetap bernilai dan mendatangkan keberkahan, penting untuk menghindari hal yang membuat puasa sia-sia.
Puasa sejatinya bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari hal-hal buruk serta menjauhi kemaksiatan yang bisa membatalkan pahala ibadah.
Jika tidak berhati-hati, seseorang bisa menjalani puasa sepanjang hari tanpa mendapatkan keberkahan apa pun di dalamnya.
Agar puasa tidak sia-sia, penting bagi umat muslim untuk mengetahui hal yang membuat puasa sia-sia dan menghindarinya.
Hal yang Membuat Puasa Sia-sia
Berikut adalah 10 hal yang membuat puasa sia-sia:
1. Niat yang Tidak Ikhlas
Niat merupakan landasan utama dalam menjalankan ibadah puasa. Jika puasa dilakukan tanpa niat yang ikhlas karena Allah SWT, maka ibadah tersebut berisiko menjadi sia-sia. Niat yang murni akan membawa keberkahan dan pahala bagi yang menjalankannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadist-nya mengingatkan:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
2. Berkata Bohong
Berbohong, mencaci, atau menyebarkan kebohongan dapat mengurangi pahala puasa.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa puasa seharusnya menjadi sarana untuk melatih kejujuran dan menghindari kebiasaan berkata dusta.
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya” (HR. Bukhari)
3. Tidak Menjaga Lisan
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan buruk. Mengucapkan kata-kata kasar, menyakiti perasaan orang lain, atau berbicara tanpa etika dapat mengurangi nilai ibadah puasa.
لصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
Artinya: Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih)
4. Menggunjing (Ghibah)
Menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain merupakan salah satu hal yang membuat puasa sia-sia. Perbuatan ini tidak hanya mengurangi pahala, tetapi juga mendatangkan dosa besar bagi pelakunya.
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 12)
5. Menyebarkan Fitnah
Fitnah memiliki dampak yang lebih buruk dibandingkan ghibah. Mengatakan sesuatu yang tidak benar tentang orang lain dapat merusak hubungan sosial dan menimbulkan perpecahan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah bersabda:
“Tidak ada yang lebih aku khawatirkan bagi umatku setelah aku berpisah dengan mereka daripada perbuatan-perbuatan kecil yang mereka anggap sebagai halal.”
Mereka bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Mengumbar fitnah.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, seorang Muslim harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
6. Tidak Mengendalikan Amarah
Menahan amarah adalah bagian dari ibadah puasa. Jika seseorang mudah tersulut emosi dan melampiaskannya dengan cara yang tidak baik, maka puasanya bisa menjadi sia-sia.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak dzikir dan berdoa agar dapat mengontrol emosi selama berpuasa.
7. Memandang dengan Syahwat
Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslim untuk menjaga pandangan, terutama saat berpuasa. Melihat sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat dapat mengurangi keberkahan ibadah puasa.
Dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 30, Allah SWT berfirman tentang pentingnya menahan pandangan sebagai bentuk kesucian diri.
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat.”
8. Mencela dan Mengumpat
Mengeluarkan kata-kata kasar, mencela, atau mengumpat dapat merusak ibadah puasa.
Rasulullah SAW dalam haditsnya mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menjaga akhlaknya, terutama saat menjalankan ibadah puasa, agar timbangan amalnya tetap berat di akhirat kelak.
مَا شَىْءٌ أَثْقَلُ فِى مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيَبْغَضُ الْفَاحِشَ الْبَذِىءَ
Artinya: “Pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin selain akhlak yang mulia. Dan sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang lisannya kotor dan kasar.” (HR. Tirmidzi).
9. Memberi Kesaksian Palsu
Kesaksian palsu adalah bentuk kebohongan yang memiliki dampak besar dalam kehidupan sosial. Perbuatan ini termasuk salah satu dosa besar yang dapat merusak pahala puasa seseorang.
10. Bermaksiat
Setiap bentuk kemaksiatan, baik itu dalam perbuatan, perkataan, maupun pikiran, dapat membuat puasa menjadi tidak bernilai.
Jabir bin Abdillah berkata:
“Ketika berpuasa, pendengaran, penglihatan dan lidah Anda juga harus berpuasa dari dusta dan hal-hal yang dilarang, dan Anda tidak boleh menyakiti hati tetangga. Sebaliknya, di hari puasa Anda, bersikaplah tenang dan berwibawa. Janganlah Anda jadikan hari puasa dan hari tidak puasa sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Ash Syamilah)
Oleh karena itu, seorang Muslim harus menjaga seluruh anggota tubuhnya dari hal-hal yang dilarang selama menjalankan ibadah puasa.