JAKARTA – Sebanyak 452 personel gabungan dari kepolisian dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (25/8/2025).
Pengamanan dilakukan secara ketat namun mengedepankan pendekatan humanis untuk menjaga situasi tetap kondusif di tengah gelombang aspirasi masyarakat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan bahwa personel yang diterjunkan berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, dan polsek jajaran.
“Jumlahnya 452 personel gabungan dari Polda, Polres Jakpus, dan Polsek jajaran,” kata Susatyo saat dikonfirmasi, Senin (25/8).
Ia menegaskan bahwa seluruh petugas yang bertugas tidak dibekali senjata api, melainkan fokus pada pengamanan persuasif.
“Polisi hadir bukan untuk menghadapi musuh, melainkan untuk melayani saudara-saudara kita yang ingin menyampaikan pendapat,” ujarnya.
Aksi demonstrasi ini sempat viral di media sosial, memicu perhatian publik karena tuntutannya yang mencakup pembubaran DPR hingga penghapusan tunjangan anggota legislatif.
Namun, tokoh gerakan sipil perburuhan, Jumhur Hidayat, mempertanyakan kejelasan penanggung jawab aksi tersebut.
“Tidak jelas penanggung jawabnya!” ungkapnya.
Untuk menjaga kelancaran lalu lintas, polisi juga menyiapkan rekayasa arus situasional di sekitar Gedung DPR/MPR. Masyarakat diimbau menghindari kawasan Senayan selama aksi berlangsung dan menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.
Pengamanan ini menjadi bagian dari upaya kepolisian memastikan keamanan publik sekaligus menjaga hak masyarakat untuk menyuarakan pendapat di tengah dinamika sosial-politik yang kian dinamis.




