TEL AVIV, ISRAEL – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, resmi menyetujui rencana militer untuk menguasai Kota Gaza, sekaligus mengizinkan pemanggilan sekitar 60.000 prajurit cadangan guna mendukung operasi tersebut.
Keputusan ini diumumkan di tengah ketegangan diplomatik, saat para mediator internasional menanti tanggapan Israel terhadap usulan gencatan senjata terbaru dalam konflik Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Israel, seperti dilansir AFP pada Rabu (20/8/2025), mengonfirmasi langkah Katz tersebut. Sementara itu, Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat terus mendorong negosiasi untuk mencapai gencatan senjata.
Proposal terbaru yang disetujui Hamas mencakup gencatan senjata selama 60 hari, pembebasan sandera secara bertahap, pembebasan tahanan Palestina, serta peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Namun, seorang pejabat senior Israel menegaskan bahwa pemerintah tetap bersikukuh pada pembebasan semua sandera sebagai syarat utama dalam setiap kesepakatan.
“Bola sekarang ada di tangannya (Israel),” ujar pihak Mesir, sementara Qatar menyebut usulan terbaru ini “hampir identik” dengan versi sebelumnya yang telah disetujui Israel.
Meski diplomasi berlangsung, kekhawatiran muncul bahwa operasi militer di Kota Gaza dapat memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah kritis.
Kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana penaklukan tersebut, meskipun langkah ini menuai sorotan dari komunitas internasional.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, belum memberikan pernyataan resmi terkait usulan gencatan senjata terbaru. Pekan lalu, ia menegaskan bahwa Israel hanya akan menerima “kesepakatan di mana semua sandera dibebaskan sekaligus dan sesuai dengan persyaratan kami untuk mengakhiri perang.”
Di sisi lain, pejabat senior Hamas, Mahmoud Mardawi, melalui media sosial menyatakan bahwa kelompoknya telah “membuka pintu lebar-lebar untuk kemungkinan mencapai kesepakatan, tetapi pertanyaannya tetap apakah Netanyahu akan menutupnya lagi, seperti yang telah dilakukannya di masa lalu.”
Sebelumnya, Israel dan Hamas telah melakukan negosiasi tidak langsung yang menghasilkan dua gencatan senjata singkat, di mana sejumlah sandera Israel ditukar dengan tahanan Palestina. Namun, konflik yang berkepanjangan terus memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.