PAPUA TENGAH – Satgas Operasi Damai Cartenz mengungkap peran tujuh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogoya dalam aksi brutal pembunuhan dua personel Brimob, Brigpol M Arif Maulana dan Briptu Nelson C Runaki, di Nabire, Papua Tengah.
Kejahatan yang terjadi pada 13 Agustus 2025 ini terkuak melalui rekonstruksi yang digelar aparat keamanan, mengungkap struktur dan strategi kelompok kriminal tersebut.
Dalam rekonstruksi yang dilakukan Satgas Operasi Damai Cartenz, terungkap bahwa para pelaku yang dipimpin Aibon Kogoya terbagi dalam tiga kelompok dengan tugas berbeda.
“Para pelaku yang dipimpin Aibon Kogoya terbagi menjadi tiga kelompok,” kata Kaops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani, dikutip dari detikSulsel, Rabu (27/8/2025).
Kelompok pertama, beranggotakan pelaku berinisial YM, YW, dan KM, bertugas menembak Brigpol M Arif Maulana di lokasi kejadian pertama (TKP 1).
Sementara itu, kelompok kedua, yang terdiri dari pelaku berinisial TG dan Suplianus Bagau alias Siprianus Weya, melakukan penembakan terhadap Briptu Nelson C Runaki di TKP 2.
Kelompok ketiga, yang dipimpin langsung oleh Aibon Kogoya bersama pelaku berinisial HM, bertugas memantau situasi di sekitar lokasi pembangunan jalan dan ekskavator, memastikan aksi berjalan tanpa hambatan.
Hingga kini, hanya satu tersangka, Suplianus Bagau alias Siprianus Weya (31), yang berhasil ditangkap.
“Yang sudah ditangkap Suplianus,” ungkap Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo.
Siprianus, yang juga dikenal sebagai anggota media KKB Kodap III D Dulla, memiliki peran strategis sebagai dokumentator aksi penembakan.
Ia merekam pernyataan sikap kelompok KKB menggunakan ponsel, yang kemudian dikirim ke Yosua Waker melalui WhatsApp. Barang bukti berupa ponsel, jaket, noken, dan perlengkapan pribadi lainnya telah disita aparat.
Penembakan tragis ini terjadi di Kilometer 128 Jalan Trans Nabire-Enarotali, Distrik Siriwo, saat kedua korban tengah mengamankan proyek pembangunan jalan milik PT AMP.
Selain menewaskan dua anggota Brimob, pelaku juga merampas dua senjata api laras panjang jenis AK-47 beserta amunisinya, meningkatkan ancaman keamanan di wilayah tersebut.
Satgas Operasi Damai Cartenz kini intensif memburu enam pelaku lain yang masih buron.
“Langkah tegas dan terukur akan dilakukan untuk mengejar pelaku, khususnya kelompok KKB pimpinan Aibon Kogoya, serta memastikan keamanan di wilayah tersebut,” tegas Faizal Ramadhani.
Ia juga menegaskan komitmen aparat untuk menegakkan hukum dan mencegah insiden serupa di masa depan.
Kombes Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat Nabire untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi isu yang dapat mengganggu stabilitas keamanan.
“Kami mengajak seluruh masyarakat agar tetap tenang dan waspada. Percayakan sepenuhnya proses pengejaran dan penegakan hukum kepada aparat keamanan,” ujarnya.
Tragedi ini menjadi pengingat tantangan keamanan di Papua, khususnya di wilayah operasi KKB seperti Nabire, Intan Jaya, hingga Paniai.
Satgas Damai Cartenz terus memperkuat pengamanan jalur strategis Trans Nabire-Paniai untuk mencegah serangan lebih lanjut.




